Jogjakarta adalah salah satu kota besar yang begitu antusias menyiapkan talenta-talenta baru di dunia mode tanah air. Selain Semarang dan Bandung, kota yang terkenal dengan makanan tradisional Gudeg tersebut memang rutin mengadakan perhelatan mode dalam wujud peragaan busana di setiap tahunnya.
Jogja Fashion Festival 2016 merupakan salah satu ajang bergengsi yang banyak didukung oleh penggiat dan pelaku industri mode lokal dan berbagai kota besar lainnya, selain tentunya Jogja Fashion Week 2016.
Bertempat di Plaza Ambarrukmo, Jogja Fashion Festival 2016 diikuti oleh segenap insan pecinta mode, salah satunya Dinar Asmarani, desainer muda asal Purwerojo.
Berada dibelakang lini Quinette, Dinar mengusung tema Escape yang menampilkan 10 buah koleksi di panggung mode Jogja Fashion Festival 2016, Jumat (4/3).
Secara keseluruhan, palet cokelat dan warna tanah menjadi tema besar koleksinya. Escape milik Dinar Asmarani mengombinasikan motif batik lurik, batik sogan cap dan katun ima. Alasan pemilihan kedua motif batik tersebut diakui Dinar dikarenakan merupakan wastra tradisional Indonesia asal Jawa Tengah, serta bahan yang lebih mudah diproduksi massal serta harganya terjangkau.
Baca: Koleksi Busana Batik Kontemporer 2016 Dari Batik Prajudi
Garis asimetris yang tidak beraturan menjadi DNA utama koleksi busana kombinasi batik lurik dan batik sogan milik sang desainer.
Nampak, usaha keras Dinar untuk menjadikan batik lebih modern dan membumi lagi sehingga dapat diterima sebagai motif busana yang sehari-harinya muncul pada koleksi pakaian. Busana two pieces dari atasan tanpa lengan model cropped dikawinkan dengan celana model pipa. Ada pula, busana jumpsuit yang menawarkan detail cut-out di bagian tangan serta dress berkerah jas bergaya asimetris berukuran di atas lutut.
Baca: Peluang Bisnis Mode: Mengolah Wastra Nusantara Menjadi Karya Busana
Kerah busana yang mayoritas didominasi model V-neck dan halter neck juga dilebur bersama gaya tumpuk tindih seperti rok overslaugh yang kental akan nuansa modern minimalis.
Karya desainer muda yang pernah mengikuti Hongkong Fashion Week 2015 kemarin tentu patut diacungi jempol. Namun, Dinar tentu harus berpikir dan berusaha keras untuk memberikan inovasi berbeda pada kombinasi dua atau bahkan puluhan motif sehingga sentuhan tangan perancang busana dapat lebih terasa.
Sebab, begitu banyak penggiat industri mode asal Jogja maupun kota-kota besar di Jakarta lainnya yang tentu juga ingin mengangkat wastra nusantara sebagai identitas karya. Sehingga, sekali lagi kreasi otentik sekaligus inspirasi lainnya harus dapat dimunculkan lebih dari sekedar koleksi busana ritel biasa.
Sukses Dinar Asmarani!
Foto-foto: Dinar Asmarani/JogjaFashionFestival
KOMENTAR