Tabloidnova.com - Lasmin, seorang pemuda desa berusia 30 tahun, hanya mampu duduk. Ia tidak bisa berdiri, apalagi sampai berjalan seorang diri.
Warga sekitar mengikat kedua kakinya di sebuah balok kayu berukuran dua meter. Lasmin ternyata dipasung di dalam rumahnya sendiri. Pemasungannya saat ini telah berjalan selama empat tahun.
Lasmin adalah satu dari 21 orang warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang dipasung karena mengalami gangguan jiwa. Ia tinggal bersama orangtuanya, Lasmi (70), di Desa Wedarijaksa, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati.
Kondisi semakin memprihatinkan karena selama ini keduanya tinggal di rumah yang kini disebut rumah tidak layak huni tersebut. Rumah itu beralaskan tanah dan berdinding bata sekitar 8x10 meter.
Lasmin dipasung di ruang tengah, sementara ibunya yang selalu merawatnya. Lasmi berujar, pemasungan terhadap anak kandungnya itu terpaksa dilakukan.
Ia tak bisa berbuat banyak ketika anaknya dipasung, ia pun merelakan agar warga setempat tak menaruh benci berlebih kepada dirinya dan anaknya.
Ketika Lasmin tidak dipasung, kata sang ibu, ia kadang-kadang melempari orang sekitar. Bahkan, ada warga yang sampai dipukul menggunakan kayu. Kejadian berlanjut hingga warga kesal.
“Dulu sehat. Tapi sepulang kerja dari Kalimantan menjadi begini. Kadang sehat, kadang tidak,” kata Lasmi, saat disambangi di kediamannya, Rabu (16/3/2016) sore kemarin.
Lasmi sadar betul bahwa anaknya mulai mengalami gangguan jiwa. Sang anak pun lalu dibawa ke rumah sakit jiwa. Namun setelah diobati, Lasmin diizinkan pulang.
Ketika pulang ke rumah, penyakit gangguan jiwanya kembali kambuh. Lasmin pun akhirnya dipasung.
Mengenakan sarung dan kaus biru, ia jadi pusat tontonan warga. Ia tak bisa kemana-mana, bahkan aktivitas buang air kecilnya juga dilakukan di tengah rumah.
Sang ibu, Lasmi yang selalu merawatnya. Ibu 70 tahun ini tampak sabar, meski ia hanya bisa menahan kesedihannya ketik mengasuh, memandikan, memberi makan, dan mengurus kotorannya pria berusia 30 tahun.
KOMENTAR