Menurut dr. Purnamawati Sujud, Sp.A (K), MMPaed., adapun tujuan dari konsultasi medis tersebut adalah untuk mencari penyebab masalah kesehatan yang dialami dan menentukan penanganannya bersama-sama antara pemberi dan penerima jasa layanan kesehatan.
Pemaparan dr. Purnamawati pada tabloidnova.com tersebut sangat terkait oleh aturan mengonsumsi antibiotik yang seringkali disalahartikan oleh pasien yang awam soal pengetahuan mengonsumsi obat secara bijak.
Diakuinya, prinsip layanan kesehatan yang utama dan terbaik adalah yang cost effective. Artinya, layanan yang mengedepankan unsur safety (keselamatan), bukan semata keampuhannya. Dalam hal ini, kata bijak menjadi kunci. Sadar tak sadar, kita mungkin pernah atau sampai sekarang masih menggunakan obat-obatan secara tak rasional. Contoh paling nyata ialah soal konsumsi antibiotik yang keliru.
Baca: Kelebihan Antibiotik Bikin Kuman Jadi Kebal?
“Seandainya kita sakit yang disebabkan bakteri dan butuh obat antibiotika, tentu tak bisa sembarangan membeli dan mengonsumsi antibiotika. Lalukan konsultasi medis dengan dokter dan membeli obat dengan resep dokter,” ujarnya.
Lebih lanjut, beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipahami konsumen soal antibiotik adalah mematuhi aturan mengonsumsinya. Misalnya adalah antibiotika harus dihabiskan, selain itu Anda juga harus menghindari kebiasaan berbagai antibiotika dengan orang lain.
Baca: Resiko Mengonsumsi Antibiotik Tak Sesuai Aturan
“Sadari bahwa antibiotika untuk mengobati infeksi bakteri. Bukan untuk mencegah infeksi bakteri atau mengobati infeksi virus. Keliru juga bila berbagi obat dengan orang lain, entah itu saudara atau teman, karena tiap orang memiliki antibodi tersendiri dengan pengobatan yang berbeda, plus dosis obatnya pun berlainan,” terang dr. Purnamawati.
Hilman Hilmansyah/TabloidNOVA
KOMENTAR