Keterbatasan bahasa yang menghambat para siswa berkebutuhan khusus dalam memahami soal-soal ujian ini tidak serta merta menjadi stempel bahwa anak-anak ini tidak mampu mengerjakan soal ujian.
Mereka tetap bersemangat untuk belajar dan mengikuti ujian asional yang masih akan berlangsung dalam dua hari kedepan. Apalagi kehadiran para pengawas khusus yang memahami karakter dan bahasa para siswa berkebutuhan khusus ini setidaknya dapat membantu kelancaran pelaksanaan ujian nasional anak-anak SLB.
Setidaknya hal itu bisa terbaca dari ekspresi salah satu peserta UN SLB, Laurenita Hening Yovitasari (12) saat ditanyai apakah dapat mengerjakan soal-soal UN.
Dengan bahasa isyarat Laurenita mengangguk tanda membenarkan peryataan tersebut. Penyelenggaraan UN SDLB di Kabupaten Semarang tahun ini diikuti oleh 4 siswa berkebutuhan khusus. Yakni 3 siswa SLB Negeri Ungaran dan satu orang siswa SLB Wahid Hasyim Beringin. Keempat siswa tersebut merupakan siswa tuna rungu.
Syahrul Munir / Kompas.com
KOMENTAR