Penjelasan yang serba singkat itu membuat kami cekcok hebat. Aku semakin menemukan sifat dan karakter asli suamiku. Kehidupan harmonis pun mulai menjauh dari rumah tanggaku. Suamiku suka bersikap temperamental, entah karena pengaruh narkoba, minuman beralkohol, atau karena frustasi dengan nasibnya. Dia pernah memukul dan menendangku. Pokoknya menganiaya, lalu menyeretku ke jalan raya dan berniat mengikatku ke tiang listrik hanya karena aku cekcok dengan mertua. Eh, dia malah membela ibunya. Tentu saja aku sewot
Hidupku bagai dalam neraka saja. Janji suci perkawinan untuk hidup dalam susah dan senang, untung dan malang itu hilang dengan sendirinya. Aku mengalami trauma baik fisik maupun psikis. Akibatnya yang masih aku rasakan hingga sekarang. Pernah suatu waktu ia menendangku hingga aku tak bisa berjalan selama seminggu. Dokter mengatakan ada sarafku yang terjepit. Makanya sampai sekarang aku tidak bisa bekerja dan angkat beban yang berat-berat.
Namun karena cinta, hatiku kembali luluh. Aku mendorong semangatnya agar rutin minum obat TBC. Bila kehabisan obat, aku mendampinginya menebus obat ke RS Adam Malik di Medan, sedikitnya sekali dalam sebulan.
KOMENTAR