Tidak hanya orang dewasa saja, hipotiroid juga bisa terjadi pada bayi yang baru lahir atau disebut hipotiroid kongenital.
Hipotiroid merupakan salah satu gangguan fungsi tiroid yang terjadi, karena kelenjar tiroid kurang aktif memroduksi hormon tiroid.
Kelompok usia bayi pun bisa mengalami hipotiroid kongenital. Masalah hipotiroid pada bayi jangan dianggap sepele. Jika tidak segera mendapat penanganan, bayi dengan hipotiroid kongenital akan mengalami gangguan tumbuh kembang hingga retardasi mental.
Baca: Penyakit Kelenjar Tiroid Bisa Menyerang Semua Usia
Untuk diketahui, hormon tiroid memegang peran penting dalam perkembangan susunan saraf pusat di otak, mengatur panas tubuh, metabolisme, serta membantu jantung, otot, dan organ tubuh lainnya berfungsi dengan baik. Bayangkan, jika bayi yang masih harus tumbuh dan berkembang mengalami kekurangan atau tidak memiliki hormon tiroid ini.
Sayangnya, masih banyak orang tak sadar dengan adanya penyakit ini. Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A (K) mengatakan, orangtua sering kali baru datang ke dokter ketika anak sudah mengalami keterlambatan bicara hingga keterlambatan perkembangan motorik halus.
"Bayi dengan hipotiroid kongenital mungkin awalnya terlihat normal. Gejala bisa muncul setelah beberapa bulan. Ada pasien saya, gejala baru timbul setelah usia satu tahun," jelas Aman dalam jumpa pers Pekan Kesadaran Tiroid Internasional ke-8 di Jakata, Selasa (24/5/2016)
Baca: Jangan Anggap Sepele, Penyakit Tiroid Bikin Perempuan Rentan Mandul
Berikut ciri bayi yang baru lahir mengalami gangguan fungsi tiroid:
Namun, Aman menegaskan, untuk screening hipotiroid kongenital, jangan menunggu tanda-tanda tersebut mulai muncul atau terlihat pada bayi. Periode emas untuk screening hipotiroid kongenital adalah 48-72 jam setelah bayi lahir.
"Jadi harus screening sejak lahir. Begitu ketahuan, segera diobati," kata Aman.
Pengobatan sesegera mungkin akan mencegah bayi mengalami retardasi mental. Bayi pun bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya.
Dian Maharani/KompasHealth
KOMENTAR