Ramadan tiba. Inilah momen yang pas untuk makin mengasah dan meningkatkan ibadah kepada Sang Pencipta sehingga meraih spiritual happiness alias kebahagiaan spiritual.
Kebahagiaan spiritual adalah rasa syukur atas kebahagian dan kedamaian yang datang dari dalam diri. Hal ini mewujud berupa perilaku positif, selalu berusaha melakukan kebaikan, baik untuk diri dan lingkungan.
Menurut Sharon Janis, kebahagiaan spiritual adalah rasa damai yang sangat mendalam dan kokoh, yang ditunjukkan dengan keinginan kuat untuk melakukan segala hal yang membawa kebaikan dengan penuh cinta,
“Kebahagiaan spiritual tidak dicari atau tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal, namun datang dari dalam diri sebagai hasil pembelajaran kepercayaan atau keyakinan yang mengajarkan untuk selalu bersyukur dan berusaha dengan baik serta, menyerahkan hasil akhir kepada Sang Pencipta,” papar Hanny Muchtar Darta, Certified EI, PSYCH-K, SET, parenting consultant dan full spectrum coach dari Radani Center.
BACA: 10 Ucapan Orangtua yang Membuat Anak Bahagia
Hasil penelitian tahun 2012 terhadap 326 orang dewasa menunjukkan, peran atau pengaruh agama terhadap kebahagiaan spiritual sangat signifikan, yaitu sebesar 79%. Ya, agama menjadi landasan untuk menjadi “coping strategy” karena manusia memiliki keyakinan adanya Sang Pencipta. Bahwa semua mahluk hidup di dunia ini sama-sama hasil ciptaan Tuhan.
Nah, kebahagiaan spiritual bisa tumbuh dan berkembang pada anak jika agama dijadikan landasan dalam pola asuh. Kebahagiaan spiritual adalah hasil pembelajaran yang diberikan orangtua dan pendidik, dimulai dari rumah dengan memberikan landasan agama, ditambah pembelajaran di sekolah.
Bila hal tersebut dilakukan, diharapkan anak-anak dapat merefleksikan perilaku spiritual happiness. Apa saja yang akan perlu diajarkan untuk membentuk kebahagiaan spiritual pada anak?
1. Menyayangi dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan keunikannya, sehingga selalu ingin merawat dan menjaga dirinya dengan baik.
2. Menghargai dirinya sendiri.
3. Memiliki rasa percaya diri tinggi.
4. Selalu bersyukur atas apapun yang terjadi dan mengambil pelajaran untuk menjadi lebih baik.
5. Menghargai perbedaan.
6. Mampu bekerja sama dengan baik.
BACA: 7 Trik Agar Anak Ceria dan Bahagia yang Sering Dilupakan Orangtua
7. Optimis.
8. Melakukan sesuatu dengan sepenuh hati.
9. Berempati.
10. Selalu memiliki pilihan dalam hidup.
11. Selalu berusaha melakukan sesuatu yang berdampak positif untuk diri dan lingkungannya.
“Nah, ketika agama dijadikan landasan dalam pola asuh positif, hal ini akan menjadikan pondasi yang kuat untuk membangun ‘imunisasi mental’, sehingga anak kelak akan menjadi sosok yang kuat dan tangguh,” terang Hanny.
Hilman Hilmansyah
KOMENTAR