Tabloidnova.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyatakan akan melaporkan ke polisi soal kasus dugaan hilangnya salah satu bayi kembar di sebuah rumah sakit di Cakung, Jakarta Timur.
Hal itu akan dilakukan kalau ditemukan unsur pidana dalam kasus tersebut. Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengaku akan mengundang pimpinan RS HJ, tempat Raudiah Elva Ningsih (37) yang seharusnya melahirkan bayi kembar tapi hanya menerima satu bayi.
Selain itu, pihaknya juga akan menemui RS Budhi Asih dan Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu soal kasus ini. Arist menyatakan, kalau RSHJ ternyata melakukan unsur pidana, maka pihaknya akan melaporkan ke kepolisian.
"Kalau ada unsur pidana, kita laporkan ke polisi," kata Arist, kepada wartawan di kantornya di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (15/6/2016).
Tak hanya itu, pihaknya juga akan membawa masalah ini ke Dewan Kehormatan Kedokteran. Menurut Arist, dua bukti hasil USG dari Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu dan USG RS Budhi Asih, sudah jelas menyatakan bahwa Raudiah hamil bayi kembar.
"Bahkan dari surat yang dikeluarkan RSHJ sendiri, tanggal 8 Mei sebelum operasi, juga menyatakan kalau pasien ini gemeli (punya bayi kembar)," ujar Arist.
Arist menilai ada kejanggalan yang disembunyikan pihak rumah sakit.
"Atas laporan dokumen itu saya menduga telah terjadi penyembunyian informasi," ujar Arist.
Baca juga: Satu Bayi Kembar Ibu Ini Diduga Hilang Usai Melahirkan
Arist menyatakan, Raudiah sebenarnya sudah melaporkan kasus ini di Polres Jakarta Timur. Namun, polisi masih belum menemukan pasal yang tepat untuk kasus ini. Sehingga, polisi menyarankan Raudiah untuk membawa masalah itu ke Komnas PA.
"Itu sarannya Polres Jakarta Timur karena belum bisa lihat pasal mana yang bisa dijerat," ujar Arist.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Raudiah juga yakin atas hasil USG kalau dirinya punya bayi kembar. Bahkan, ia punya tiga bukti hasil USG, dari Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, RS Budhi Asih, termasuk dari RS HJ sendiri.
"Dari USG ditemukan ada kepala bayi dua dan dua jantung. Kalau itu dibilang ari-ari tidak mungkin ada dua jantung," ujar Raudiah.
Robertus Belarminus / Kompas.com
KOMENTAR