Pada wanita ada beberapa masalah kesehatan yang dibilang khas. Apa sajakah itu? Mari kita simak uraian dr. Saiful Juhdi, Sp.OG dari RS Evasari, Jakarta.
1. Anemia
Anemia atau kekurangan sel darah merah banyak dialami perempuan usia subur dan wanita hamil.
Pencegahan anemia dimulai dengan mencari penyebab utama anemia agar penanganan tepat. Selain itu, untuk menghindari kemunculan kembali anemia dan risiko komplikasi.
Pastikan pola makan bergizi seimbang dengan makanan yang bervariasi. Konsumsi makanan kaya zat besi seperti bayam, brokoli, hati ayam/sapi, daging sapi, ikan, kacang-kacangan (kacang merah, kacang hiijau), tahu, tempe. Makanan mengandung vitamin C membantu penyerapan zat besi, seperti jeruk, tomat, kiwi, brokoli atau paprika merah.
BACA: 3 Perbedaan Anemia dan Tekanan Darah Rendah
Konsumsi suplementasi penambah zat besi sesuai rekomendasi dokter. Yang disarankan biasanya besi sulfat berupa tablet yang diminum 2-3 kali per hari. Kurangi makanan atau asupan yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
2. Keputihan
Rata-rata wanita pernah mengalami keputihan, bahkan pada wanita hamil. Keputihan yang normal sebetulnya berfungsi membersihkan dan melindungi organ intim dari infeksi. Lendir yang keluar dari vagina ini diproduksi oleh leher rahim/serviks, dan mengangkut sel-sel mati dan bakteri.
Normalnya lendir berwarna bening keputih-putihan, tak berbau, tak gatal dan tanpa rasa perih di vagina. Bila ada perubahan warna, kekentalan, berbau tajam dan gatal atau nyeri, serta jumlahnya berlebihan sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.
Untuk menghindari keputihan, jaga kebersihan organ intim. Anda juga perlu ganti celana dalam setidaknya dua kali sehari dan bila lembap, pilih celana dalam berbahan katun.
BACA: Diagnosis 4 Warna Keputihan Serta Penyebabnya
Hindari penggunaan sabun pembersih vagina berbahan kimia dan beraroma tajam karena bisa menimbulkan rasa perih pada organ intim serta keputihan tak normal.
3. Miom
Sekitar 75 persen wanita pernah mengalami miom. Miom (uteri fibroid/leiomioma) adalah pertumbuhan di dalam atau sekitar rahim yang tak bersifat ganas/kanker, tapi berupa tumor jinak. Miom bisa muncul hanya satu tapi juga bisa beberapa secara sekaligus. Ukurannya bervariasi, bisa sekecil biji hingga ukuran besar yang menyebabkan rahim membesar.
Pada kasus miom yang tak menimbulkan gejala, mungkin tak perlu pengobatan. Miom kecil akan menyusut dengan sendirinya dan menghilang. Pertumbuhan sel pada miom tak bersifat kanker.
Pengobatan dilakukan pada miom yang menimbulkan gejala untuk meringankan gejala tersebut. Bila pengobatan tak berdampak secara efektif, kemungkinan dilakukan tindakan operasi, di antaranya bedah histeroskopi, miomektomi, histerektomi, embolisasi arteri rahim, atau ablasi endometrium.
BACA: Bisakah Hamil Jika Memiliki Miom? Ini 4 Fakta yang Perlu Anda Tahu
4. Kanker Serviks
Kanker serviks umumnya muncul pada wanita yang aktif secara seksual, yaitu usia 30-45 tahun. Diperkirakan di Indonesia muncul 40-45 kasus baru setiap hari dan 20-25 meninggal karena kanker serviks.
Kanker ini terjadi pada leher rahim yang berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Disebabkan oleh humanpapillomavirus atau HPV. Jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu HPV 16 dan HPV 18 menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks.
Untuk pencegahannya bisa dengan vaksinasi bivalen untuk mencegah infeksi HPV 16 dan 18, serta Pap Smear sebagai skrining kanker serviks.
HILMAN HILMANSYAH
KOMENTAR