Sering kali perempuan panik saat menemukan benjolan di payudaranya. Padahal, benjolan di payudara tak selalu berarti tumor atau kanker.
Kepanikan ini memang beralasan, karena angka kasus kanker payudara di Indonesia maupun dunia terbilang besar.
Menurut Data KEMENKES RI (Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2010), kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker yang diderita perempuan Indonesia, yakni sebesar 18.6%.
Namun di sisi lain, banyak juga perempuan yang mengabaikan tanda-tanda yang diberikan tubuhnya. Padahal bila kita mengenal tubuh dengan baik, sinyal tak biasa harusnya lebih cepat terungkap.
BACA: 3 Perbedaan Tumor Jinak dan Kanker Payudara
Segala hal tak biasa yang terjadi pada tubuh sebaiknya segera diatasi agar tak terlambat penanganan dan lebih muda dikontrol apabila ditemukan gangguan. Akan tetapi, jangan sampai panik tanpa alasan, apalagi sampai mempengaruhi kehidupan. Hal terbaik bila menemukan benjolan di payudara adalah segera konsultasi dan pastikan kondisi kesehatan payudara Anda.
Simak 8 fakta benjolan di payudara agar tidak terlambat penanganan.
1. Kebanyakan benjolan payudara bukan kanker.
Beberapa benjolan muncul kemudian hilang selama siklus menstruasi wanita. Namun, penting untuk mengetahui tanda bahaya dari tubuh dan mendeteksi perubahan yang mungkin perlu dievaluasi. Perhatikan selama beberapa hari, khususnya hingga siklus menstruasi usai. Apabila Anda tetap khawatir, sebaiknya segera mengunjungi dokter untuk mendapat kepastian.
2. Perlu Pemeriksaan Lanjut Selain MRI, USG, atau mamografi
Tak hanya itu, apabila ada kecurigaan terdapat tumor atau kanker, Anda juga perlu melakukan biopsi dengan cara mengambil sampel kecil dari benjolan untuk kemudian diuji. Hal ini untuk memastikan lebih jelas mengenai kondisi payudara.
BACA: Siapa yang Berisiko Tinggi Terkena Kanker Payudara?
KOMENTAR