Di Olimpiade Rio 2016, atlet renang Michael Phelps asal Amerika Serikat sempat menjadi buah bibir. Bukan hanya karena prestasinya yang berhasil memenangkan medali emas, tapi juga bekas kemerahan berbentuk bulat yang menghiasi punggung dan bahunya. Rupanya Phelps menjalani terapi bekam yang disukai pula selebriti dunia seperti Jennifer Aniston dan Gwyneth Paltrow.
Selain Phelps, sejumlat atlet dari Amerika Serikat juga menyukai terapi kuno itu. Terapi bekam adalah salah satu bentuk terapi alternatif dengan cara menempatkan gelas ke kulit untuk menarik kulit. Gelas bisa terbuat dari berbagai jenis bahan, misalnya beling atau kaca, bambu, atau tembikar.
Mereka yang mencoba terapi bekam percaya, metode ini dapat memperlancar aliran darah untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit medis.
Secara umum, masyarakat medis Barat skeptis terhadap klaim kesehatan terapi bekam. "Bukti ilmiah yang tersedia tidak mendukung bekam sebagai obat untuk kanker atau penyakit lainnya," kata American Cancer Society.
Tapi, dilansir dari WebMD sebuah studi 2012 yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE menunjukkan, bahwa terapi bekam mungkin memang benar-benar memiliki manfaat lebih dari sekadar efek plasebo.
Ulasan para peneliti Australia dan Cina terhadap 135 studi tentang terapi bekam, yang diterbitkan antara tahun 1992 dan 2010, menyimpulkan bahwa terapi bekam mungkin efektif bila dikombinasikan dengan perawatan lain seperti akupunktur atau obat dalam menyembuhkan berbagai penyakit dan kondisi, seperti:
- Herpes zoster
- Jerawat
- Lumpuh wajah
- Spondylosis serviks
Tetapi para peneliti mengakui bahwa mungkin, beberapa studi yang mereka kaji, masih mengandung bias dan perlu dilakukan penelitian lebih mendalam.
Jenis-jenis Terapi Bekam
Ada berbagai jenis terapi bekam, di antaranya yang paling umum dilakukan adalah:
1. Bekam kering (hanya mengisap kulit, biasa disebut kop)
2. Bekam basah (kombinasi antara hisap kulit dan perdarahan terkontrol yang disengaja).
Kedua jenis bekam menggunakan zat yang mudah terbakar seperti alkohol, herbal, atau kertas yang ditempatkan di dalam cangkir dan dibakar. Setelah api padam, cangkir ditempatkan terbalik di kulit pasien.
Saat udara di dalam cangkir mendingin, terciptalah ruang hampa. Hal ini menyebabkan kulit tertarik dan memerah serta pembuluh darah berkembang. Cangkir umumnya dibiarkan di tempatnya selama lima sampai 10 menit.
Manfaat Terapi Bekam
The British Cupping Society mengatakan, terapi bekam bisa mengobati berbagai kondisi meski ini belum didukung oleh penelitian ilmiah. Menurut The British Bekam Society, terapi bekam dapat digunakan untuk mengobati:
1. Kelainan darah seperti anemia dan hemofilia
2. Penyakit rematik seperti arthritis dan fibromyalgia
3. Membantu meningkatkan kesuburan dan membantu mengobati gangguan ginekologi
4. Masalah kulit seperti eksim dan jerawat
5. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
6. Migrain
7. Kecemasan dan depresi
8. Penyumbatan bronkial yang disebabkan oleh alergi dan asma
9. Pembuluh darah melebar
Efek Samping Terapi Bekam
Terapi bekam dianggap relatif aman, terutama bila dilakukan oleh para profesional kesehatan terlatih. Potensi efek samping meliputi:
- Ketidaknyamanan ringan
- Luka bakar
- Memar
- Infeksi kulit
Masih menurut The British Cupping Society, terapi bekam harus dihindari oleh kelompok berikut:
- Wanita hamil atau menstruasi
- Penderita kanker metastatik (kanker yang telah menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain)
- Orang dengan patah tulang atau spasme otot
Organisasi ini juga mengatakan terapi bekam sebaiknya tidak diterapkan ke bagian tubuh yang memiliki:
- Trombosis vena dalam
- Luka
- Bagian arteri
- Bagian tubuh di mana kita bisa merasakan denyut nadi atau jantung
Sedangkan, menurut American Cancer Society, hanya mengandalkan terapi ini dan menunda atau menghindari perawatan medis konvensional untuk kanker, sebaiknya tidak dilakukan, karena mungkin akan menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.
Jadi, disarankan bagi penggemar terapi bekam yang menderita penyakit tertentu, untuk tetap berobat ke dokter dengan ilmu kedokteran modern.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR