Bisnis edukasi untuk anak lewat permainan kini makin marak dengan hadirnya busy book. Meski mahal, buku penuh kegiatan ini banyak diminati. Tiga produsen berikut ini ikut meramaikan bisnis busy book di Indonesia dengan berbagai kreasinya.
Hayyu Flanel, Bisa Pesan Sesuai Keinginan
Gemar membuat kerajinan tangan sejak dulu mendorong Dwi Asih Ambarwati (36) membuat aneka produk rumahan dari kain flanel sejak empat tahun silam. Di antaranya, stoples dan wadah tisu. Setahun belakangan, Asih mulai merambah membuat busy book, sebuah buku berisi beragam aktivitas yang bisa dilakukan anak-anak.
“Sebetulnya saya sudah lama ingin membuat busy book ini, tapi belum sempat karena banyak pesanan produk lain. Setelah sempat membuat, saya jadikan sampel dan saya pajang di Facebook dan Instagram saya. Alhamdulillah langsung laku. Setelah itu, ada lagi yang pesan, akhirnya terus mengalir pesanan sampai sekarang. Malah, busy book sekarang mendominasi pesanan di Hayyu Flanel, di samping boneka jari,” ujar Asih senang.
Sama seperti busy book yang dilihatnya banyak dijual di luar negeri, Asih juga membuat busy book seluruhnya dari kain flanel. Alasannya, selain kuat, busy book yang ia buat juga aman untuk anak lantaran seluruh bagiannya tidak menggunakan logam. “Pinggirnya saya jahit feston, menempelnya pun bukan dengan lem, tapi dengan dijahit. Menyambung halaman pun juga dijahit. Jadi, bisa dicuci dan tidak gampang lepas,” imbuh Asih.
Untuk membuat aktivitas setiap halamannya, selain banyak mendapatkan ide dari busy book luar negeri, perempuan yang tinggal di Malang ini juga rajin mencari ide dari pelajaran siswa TK. “Bisa juga berdasarkan permintaan pemesan, karena temanya bisa dibuat sesuai permintaan. Namun, saya juga punya yang standar,” tuturnya. Busy book standar yang dibuat Asih umumnya terdiri dari 10 halaman dengan sekitar 10-14 buah aktivitas.
Sedangkan yang sesuai permintaan, ia pernah membuat sampai 14-16 buah aktivitas dengan jumlah halaman yang lebih banyak. Asih menggolongkan busy book buatannya menjadi dua, tergantung usia dan jenis kelamin. Untuk anak usia kurang dari empat tahun, aktivitasnya berjumlah 10 buah agar anak tidak bosan, sedangkan untuk anak usia 4-6 tahun aktivitasnya berjumlah 10-14 buah.
Rela Mengantre
Kalau awalnya ia hanya membuat aktivitas berhitung, selanjutnya Asih membuat beragam aktivitas dalam satu buku, antara lain yang bisa dibongkar pasang, berhitung, boneka jari, puzzle, mencocokkan warna, mencocokkan bentuk, belajar memasang tali, kancing, gesper, dan mengepang. Untuk anak perempuan, aktivitasnya antara lain mengepang, menjepit, dan lainnya. sedangkan untuk anak laki-laki antara lain puzzle alat transportasi atau hewan.
“Pernah, ada yang memesan busy book dengan aktivitas yang lebih banyak untuk tangan, karena tangan anaknya lumpuh dan ingin memberikan aktivitas yang sama seperti terapi di rumah sakit. Antara lain meronce, mengepang, menyambung, dan lainnya,” paparnya. Untuk harga busy book yang dipesan sesuai permintaan, Asih mematoknya berdasarkan kerumitan desain. Makin rumit desain, makin mahal harga kerajinan buatan tangan ini, meski menurutnya harganya masih tergolong tak terlalu mahal.
Sementara, untuk desain standar yang dibuat Hayyu Flanel, harganya Rp200.000. “Teman-teman sesama crafter malah yang protes, kenapa harganya terlalu murah, karena desain saya rumit. Kalau saya sendiri, harga segitu sudah cukup. Kalau kemahalan, kasihan yang ingin punya busy book, tapi uangnya terbatas,” tuturnya. Kini, hampir setiap hari ada yang memesan busy book Hayyu Flanel. Semuanya ia kerjakan sendiri, mulai dari proses belanja bahan, mendesain, menjahit, sampai mengirim produk.
Ia mengaku sebetulnya ingin punya pegawai. “Waktu itu pernah mencoba, hasilnya tidak sesuai standar saya. Daripada nanti saya dikomplain pemesan, lebih baik saya kerjakan sendiri dulu. Kalau anak saya yang SMA ada waktu luang, dia membantu ikut membantu sepulang sekolah,” tuturnya. Setiap bulan, ia bisa memproduksi 15-20 buah busy book. Satu orang, menurutnya bisa memesan 3-5 buah busy book. Selain untuk dipakai anak sendiri, biasanya mereka juga membeli untuk kado, diberikan pada keponakan, dan lainnya.
Nah, biasanya yang seperti ini bagian depan bukunya diberi nama sesuai pemiliknya. “Ada juga yang memesan bukunya tanpa nama, dari Kuwait. Katanya mau dijual di sana,” ujar ibu rumahtangga ini. Meski Asih membutuhkan waktu 3-4 hari untuk membuat satu busy book, para pemesannya rela mengantre. “Yang penting, dari awal diberitahu. Biasanya mengantre 1-2 minggu. Tapi kalau sedang banyak pesanan, antrean bisa sampai 1-2 bulan.”
KOMENTAR