Rumah mewah yang terletak di tepi Jalan Cikaray, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kembali menjadi perbincangan warga sekitar, menyusul berita penangkapan Gatot Brajamusti saat pesta narkoba di sebuah hotel di Lombok, NTB, Minggu (28/8) lalu.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari rumah yang terletak tidak jauh dari Masjid Attawwabiin, Cikaray, Cisaat, tersebut. Selain tampak kurang terawat karena cat putih di bangunan itu sudah kusam dan warna cokelat di pintu gerbang sudah mengelupas.
Halamannya pun kurang terawat sehingga berbagai tanaman liar tumbuh subur di sana. Apa boleh buat, begitulah kondisi terkini rumah yang pernah dihuni Gatot Brajamusti dan keluarganya.
Entah siapa yang memulai, rumah tersebut selama dihuni Gatot dan keluarganya sering disebut sebagai pedepokan. Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pedepokan adalah tempat persemedian (pengasingan diri) para raja pada masa lalu. Tidak heran warga di sekitar rumah mengaku bingung dengan sebutan pedepokan pada rumah tersebut.
Menurut Pepen salah seorang warga, Gatot dan keluarganya mulai tinggal di desa Sukamanah sekitar tahun 1997. Belakangan muncul sebutan pedepokan bagi rumah tersebut sejak Gatot mulai sering tampil di layar kaca medio 2006 silam.
“Memang ketika itu Gatot sering mengundang awak media pada setiap kegiatannya di rumah itu, termasuk saat pemberitaan tentang Elma Theana dan Reza disebut-sebut berada di rumahnya,” jelasnya.
Pepen pun menduga-duga, bahwa yang dimaksud adalah pedepokan bagi artis, Elma Theana dan Reza Artamevia. “Kalau kami warga di sini tidak pernah menyebut rumah itu sebagai pedepokan, karena memang bukan pedepokan. Warga kami tidak ada yang tinggal di rumah itu sebagaimana Elma dan Reza,” tambahnya.
Pria yang sudah tinggal di Desa Sukamanah sejak awal 1990 ini pun tidak bisa menjelaskan persis apa saja yang dilakukan Elma maupun Reza selama berada di rumah Gatot.
“Sampai-sampai, Elma Theana sempat membeli sebidang tanah yang berlokasi persis di seberang rumah Gatot. Tapi kemudian dijual kembali,” ujarnya tanpa menjelaskan nilai rupiah jual beli tanah itu.
Sekretaris Desa Sukamanah Wawan, membenarkan bahwa rumah yang bagian belakangnya berlantai dua itu sudah berpindah tangan, disusul permohonan pindah penduduk keluarga Gatot sejak Juni 2009 silam.
“Mereka pindah ke Jakarta. Sejak saat itu, Gatot, istri dan dua anaknya bukan lagi warga Sukamanah,” jelas Wawan sambil membuka arsip perpindahan penduduk.
Sesuai data pada arsip desa, Gatot dan keluarganya yang terdiri dari istrinya Dewi Aminah dan kedua anaknya Suci Patiah Brajamusti dan Nuendo Brajamusti sudah dinyatakan pindah dari Desa Sukamanah sejak 12 Juni 2009.
Hanya saja Wawan tidak bisa memastikan sejak kapan Gatot menjadi warga Sukamanah. “Selama menjadi warga kami, saya belum pernah bertemu, karena dia selalu mewakilkan dirinya dengan orang lain,” ujar Wawan yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu ( 31/8).
Tumpak Sidabutar
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR