Usai melahirkan anak pertama, Rina ingin menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi.
Ia berharap tak perlu was-was ‘kesundulan' saat bercinta dengan Andi, suaminya.
Namun, di sisi lain Rina gamang karena takut konsumsi pil KB dapat memengaruhi hormon dan mentalnya. Lebih dari itu, bagaimana jika libidonya ikut terpengaruh?
Pil kontrasepsi diketahui dapat memengaruhi libido menjadi sangat naik atau sebaliknya, menjadi sangat turun karena mengandung dan memengaruhi jumlah hormon reproduksi di dalam tubuh.
"Pil kontrasepsi bekerja dengan menekan ovarium. Ovarium sendiri, biasanya memroduksi tiga jenis hormon yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron," Mary Jane Minkin, M.D., seorang profesor kebidanan dan kandungan di Yale Medical School.
Testosteron sering dikaitkan dengan naik turunnya gairah seks. Biasanya, pil kontrasepsi hanya mengandung estrogen dan progestin (progesteron sintetis) atau hanya progestin saja, tanpa testosteron.
"Jika kadar testosteron turun, mungkin Anda akan mengalami penurunan libido," kata Minkin. Para ahli menduga bahwa progestin memiliki efek menurunkan libido.
Minkin juga mengatakan bahwa efek ini tidak bersifat universal. "Banyak pasien saya mengonsumsi pil kontrasepsi dan mereka tetap memilili gairah yang menyala-nyala untuk bercinta"
Jika kontrasepsi non-hormonal memengaruhi gairah seks Anda, kemungkinan itu karena efek samping yang ditimbulkannya.
Contoh, ada kontrasepsi yang dapat menyebabkan periode menstruasi terasa lebih berat, setidaknya pada bulan-bulan ketika tubuh masih dalam tahap penyesuaian dengan alat KB tersebut.
"Apapun yang membuat Anda merasa sakit dan tertekan tentu akan memengaruhi libido seks juga."
Nah, jika alat kontrasepsi pilihan Anda memengaruhi gairah seks Anda dengan cara yang tidak menyenangkan, Anda dianjurkan untuk meminta bantuan seorang profesional medis.
Dokter dapat meresepkan pil KB yang berbeda jenisnya dengan jumlah progestin yang lebih rendah, sehingga libido Anda bisa kembali ke tingkat yang normal.
Atau, membantu Anda menemukan metode kontrasepsi lainnya yang tidak terlalu memengaruhi gairah seks Anda.
Dalam kasus yang lebih parah, dokter juga mungkin akan menawarkan terapi testosteron dosis rendah. Terapi, hal seperti ini jarang dilakukan dibanding dengan peralihan metode kontrasepsi.
"Saya ingin orang-orang menggunakan alat kontrasepsi yang baik dan tidak ada alasan untuk mengorbankan libido Anda untuk mengendalikan kehamilan atau kelahiran yang tidak direncanakan," kata Minkin.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR