Sebagai orangtua, banyak hal yang sering membuat Sahabat NOVA khawatir terkait anak. Termasuk perilaku mereka sehari-hari. Tak hanya ketika berada di rumah, tapi juga saat mereka bergaul.
Ada banyak hal yang membuat orangtua bertanya-tanya apakah perilaku anak termasuk kategori normal untuk perkembangan perilaku sesuai usianya. Namun, bagaimana jika ingin membedakan anak normal dengan anak yang memiliki gangguan emosional atau mental?
Disarikan dari PSYCHCENTRAL 10 tanda berikut dengan jelas dapat menunjukkan gejala gangguan mental pada anak. Lantas apa yang harus dilakukan jika ternyata hal itu terjadi pada anak Anda?
1. Tak mau main dengan teman-temannya
Bila anak Anda mendadak tak bermain lagi dengan teman-temannya, itu bisa menunjukkan adanya masalah.
Perilaku itu bisa menandakan adanya pertengkaran atau indikasi ada sesuatu pada mood anak. Apa pun penyebabnya, orangtua perlu mengajak anak berbicara.
Baca: Usia Ibu Saat Melahirkan Berdampak pada Kesehatan Mental Anak?
2. Tak bisa tidur dan cemas
Jika si kecil tidak juga mau tidur sampai malam dan merasa cemas, sangat penting untuk membantu anak melawan kecemasannya.
Ajak anak bicara untuk mengetahui apa penyebab rasa cemasnya dan beri dukungan untuk membuatnya lebih kuat.
3. Melukai diri sendiri
Ada berbagai bentuk perilaku melukai diri sendiri. Pada anak berusia lebih kecil mungkin mereka mencakar atau memukul diri sendiri. Anak praremaja dan remaja bisa mengiris kulitnya atau membakar.
Jangan abaikan perilaku anak tersebut, walau Anda merasa itu tak serius. Apalagi jika anak juga menunjukkan gejala gangguan emosional lainnya seperti mengurung diri, tidak nafsu makan, dan sebagainya.
4. Lari dari rumah saat marah
Anak di usia berapa pun sering bersikap impulsif dengan lari ke luar pintu saat marah. Perilaku ini sebaiknya tidak dianggap normal karena menunjukkan kurangnya mekanisme koping (kemampuan menyesuaikan diri atau bertahan dalam masalah).
Sikap lari dari rumah juga akan membahayakan dirinya.
Baca: Tanpa Figur Ayah, 63% Anak Alami Gangguan Psikologis!
5. Sering insomnia
Bila selama ini si kecil tak ada masalah dengan tidurnya, lalu sekarang ia sering tidak bisa tidur di malam hari, itu adalah indikator adanya masalah.
6. Mogok makan
Seperti halnya tidur, nafsu makan juga indikator penting perasaan emosional seseorang. Jika anak mendadak tidak mau makan, bukan hanya karena pilih-pilih makanan, cari tahu apa penyebabnya.
Anak bisa tidak mau makan karena ia sedang stres, cemas, atau gangguan mood.
7. Penuh rahasia
Secara umum anak-anak, terutama remaja, memang tidak suka jika orangtuanya mencari tahu aktivitasnya di internet. Tetapi bila anak Anda sangat takut dan bereaksi berlebihan saat Anda mengecek gadgetnya, sebagai orangtua Anda perlu mewaspadainya.
8. Lontarkan komentar aneh
Terkadang anak-anak memang memberi komentar yang lucu dan di luar dugaan. Ada kalanya anak menanyakan pada orangtua mengapa ia dilahirkan. Pertanyaan itu mungkin hanya karena rasa ingin tahunya saja, tapi bisa juga menandakan adanya stres emosional yang dirasakannya.
9. Jadi kasar dan agresif
Jangan abaikan perilaku anak yang menjadi kasar dan agresif. Hal itu dapat menunjukkan ketidakmampuannya menahan diri. Perilaku ini juga perlu diatasi sebelum anak mencapai dewasa.
Baca: 3 Cara Mengatasi Saat Anak Mulai Memukul
10. Ancaman soal pembunuhan
Kapan pun anak mengancam akan melukai dirinya atau orang lain, ini adalah hal yang sangat serius. Jika anak sampai melontarkan ancaman soal bunuh diri atau membunuh orang lain, mereka butuh bantuan terapis anak untuk membantunya melepaskan stres yang dihadapinya.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR