Kebiasaan minum kopi telah lama menjadi tradisi. Namun, belakangan kebiasaan minum kopi menjadi gaya hidup, begitupun di kalangan perempuan muda.
Hang out atau bercengkrama di kedai kopi pun menjadi pemandangan yang lumrah. Bekerja di depan layar komputer juga seakan tak lengkap tanpa kopi.
Tapi tahukah Anda, di balik hitamnya kopi, tersimpan segudang manfaat kesehatan yang belum diketahui.
Apa saja yang terkandung dalam kopi? Menurut dr. Nany Budiman MGizi, Sp.GK dari Ciputra Hospital Citra Garden City, Jakarta, secara umum kopi mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan mineral.
Selain itu kandungan bioaktif lainnya seperti kafein, chlorogenic acid, melanoidin, polifenol, diterpene dan trigonelline.
Kandungan zat gizi dalam kopi berbeda-beda, tergantung cara penanaman, iklim, komposisi tanah, metode analisis, dan proses pembuatannya.
Baca: Khasiat Kopi Langsung Terasa dalam 10 Menit
Kecanduan Kopi
Kafein merupakan kandungan aktif kopi yang paling banyak diteliti. Namun efeknya pada kesehatan masih kontroversial, walaupun kafein juga terdapat dalam teh dan coklat. Secangkir kopi standar 240 ml mengandung kafein rata-rata sekitar 100 mg.
“Tapi sampai saat ini belum ada batasan pasti berapa konsumsi kopi sehari yang dianjurkan bagi seorang wanita karena sangat tergantung pada banyak faktor,” papar Nany.
Namun, kafein memiliki sejumlah efek pada tubuh. Ketahui apa tandanya jika Anda sudah kecanduan kopi dan 10 dampak negatifnya pada tubuh.
Apa saja itu?
1. Fokus
Dalam dosis rendah sampai sedang (50 - 300 mg per hari) kafein pada kopi dapat meningkatkan kewaspadaan, energik, dan membuat seseorang lebih fokus/konsentrasi.
Baca: Suka Mengantuk dan Susah Fokus Saat Bekerja? Coba Konsumsi Ini!
2. Cemas
Namun, jika dikonsumsi dosis yang lebih besar dapat menyebabkan anxietas, insomnia atau berdebar-debar.
3. Dosis Bertambah
Konsumsi kopi dalam waktu lama akan menyebabkan tubuh lebih “toleran” sehingga butuh jumlah kafein yang lebih besar untuk mendapatkan efek yang sama.
4. Ketergantungan
Efek lainnya adalah rasa ketergantungan. Saat ingin berhenti minum kopi secara tiba-tiba, justru dapat menimbulkan gejala “withdrawal” seperti sakit kepala, kurang dapat konsentrasi, merasa tidak bersemangat, atau bahkan depresi. Inilah tanda-tanda Anda sudah kecanduan kopi.
5. Penyerapan Terganggu
Konsumsi kafein dalam jumlah besar (lebih dari 350 mg per hari) dapat mengganggu absorpsi beberapa zat gizi dalam tubuh, di antaranya kalsium, zat besi, seng dan lainnya.
6. Sering Pipis
Kafein juga bersifat diuretik atau menyebabkan lebih banyak berkemih. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi bila tidak disertai dengan konsumsi cairan yang cukup dan kalsium akan lebih banyak keluar lewat air kemih.
Untuk diketahui, dari setiap 150 mg kafein atau satu cangkir kopi, 5 mg kalsium keluar dari tubuh.
7. Osteoporosis
Kafein juga menghambat penyerapan kalsium di usus sehingga kadar kalsium tubuh menurun dan dapat meningkatkan risiko pengeroposan tulang (osteoporosis).
8. Kurangi Zat Besi
Di samping itu, kafein juga menghambat penyerapan zat besi, seng dan mineral lainnya. Oleh karena itu disarankan sebaiknya tidak mengonsumsi minuman berkafein bersamaan dengan makanan atau suplemen yang mengandung mineral tersebut.
9. Otot Menurun
Kafein dalam kopi juga dapat mengakibatkan tonus otot sphincter esofagus (atau kerongkongan) bagian bawah menurun.
10. Kerongkongan Terbakar
Selain itu produksi asam lambung juga meningkat dan pengosongan lambung menjadi lebih lambat. Semua kondisi ini akan menyebabkan asam lambung dengan mudah refluks atau naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa seperti terbakar atau dikenal sebagai GERD (gastroesophageal reflux disease). Namun ada penelitian yang menunjukkan bahwa efek serupa juga didapat dengan konsumsi decaffeinated coffee.
Baca: Orang Introver Tak Disarankan Minum Kopi, Memangnya Kenapa?
Lalu pada kondisi seperti apa seseorang sebaiknya tak mengonsumsi kopi?
1. Memiliki Penyakit
Wanita dengan GERD, sakit kepala (migrain), insomnia, dan sakit maag kronis sebaiknya tidak minum kopi karena akan memicu kambuh penyakitnya.
2. Hamil
Konsumsi kafein oleh sang ibu selama hamil secara langsung memengaruhi kadar kafein dalam janin karena kafein dapat melewati sawar darah plasenta. Kafein pada janin akan meningkatkan katekolamin yang berefek pada pembuluh darah menyempit sehingga janin kekurangan oksigen yang selanjutnya dapat berakibat pada gangguan pertumbuhan janin atau bahkan kematian.
Hilman Hilmansyah
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR