Direktur RSU R Syamsudin, Bahrul Anwar, mengatakan, seorang pasien yang dirujuk dari RSUD Sekarwangi Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sedang ditangani tim medis di klinik saraf.
''Pasien sudah kami tangani, sekarang masih dalam pengobatan dan harus menjalani fisioterapi. Namun, hasil diagnosisnya itu rahasia,'' kata Bahrul Anwar kepada wartawan di RSU R Syamsudin, Selasa (4/10/2016).
Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar, Andini Aulia (7), diduga menderita penyakit bell palsy setelah menerima vaksin campak di sekolahnya di SD Negeri Cipetir 1, Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Selasa (27/9/2016).
Saat ini, warga Kampung Cijarian Pasir, RT 23 RW 07, itu sedang menjalani pemeriksaan medis di Poliklinik Saraf RSU R Syamsudin Kota Sukabumi. Sebelumnya, dia sempat ditangani di RSU Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Siswa SD Didiagnosis Derita "Bell Palsy" Usai Terima Vaksin Campak
Saat ditanya mengenai penyakit bell palsy, Bahrul menjelaskan, hal itu bukan penyakit, melainkan dampak penyakit lain seperti peradangan, sakit di bagian gigi.
"Bell palsy ini menyebabkan kelumpuhan saraf, dan bila penyakitnya tidak permanen akan sembuh sendiri atau melalui pengobatan,'' jelas dia.
Bahrul menuturkan, obat yang diberikan juga tergantung penyebab munculnya masalah itu. Bisa saja pengobatannya hanya dengan fisioterapi. Jika diperlukan obat-obatan, akan diberikan juga obat.
''Kalau infeksi, ya diberi obat antibiotik. Kalau ada alergi atau peradangan, kita obati pakai obat anti-peradangan,'' tuturnya.
''Kalau penyebabnya yang tidak permanen atau penyakit utamanya sudah sembuh, insya Allah bisa seratus persen kembali normal,'' imbuh dia.
Terkait dengan vaksinasi yang dialami pasien sebelum terjangkit bell palsy, Bahrul mengatakan perlu ada pemeriksaan medis lebih lengkap.
''Bisa dibilang ada, bisa juga tidak,'' jawab Bahrul dengan singkat.
KOMENTAR