Amanda Seyfried tidak malu mengaku jika ia memiliki penyakit kejiwaan yang dikenal dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) yang membuat dirinya sampai sekarang harus terus mengkonsumsi obat dan menemui psikiater untuk mengontrol penyakit kejiwaan yang dideritanya. Kepada majalah Allure, aktris 30 tahun ini menceritakan salah satu efek dari penyakit yang dideritanya, yang cenderung cemas dan khawatir berlebihan, jika sesuatu tidak berjalan seperti keinginannya.
BACA: Amanda Seyfried Bertunangan Dengan Thomas Sadoski
“Saya membeli sebuah rumah pada tahun 2011 dan lakukan perombakan rumah. Saya baru saja merenovasi ruangan untuk tamu tinggal dengan tambahan kamar mandi dan dapur kecil. Namun, di dapur itu sama sekali tidak ada kompor karena saya khawatir bisa membahayakan orang dan membayangkan bagaimana mereka menggunakannya saja membuat saya resah. Padahal, saya ingin tamu yang menginap ke rumah saya, mereka bisa menikmati makanan di tempat mereka sendiri. Penyakit saya yang memiliki kecenderung untuk mengontrol yang akhirnya menang,” ungkap aktris yang melejit lewat film Ted ini.
Untuk mengontrol penyakitnya itu, Amanda pun menceritakan jika ia telah secara rutin mengkonsumsi obat sejak ia berusia 19 tahun.
“Saya selalu mengkonsumsi obat anti depresi, Lexapro, dan tidak pernah terlewati meminumnya setiap hari. Saya sudah mengkonsumsi obat ini sejak saya berusia 19 tahun. Berarti sudahh 11 tahun. Dosis tiap harinya sangat rendah. Saya memastikan untuk selalu meminumnya karena saya tidak mau mengambil resiko tiba-tiba penyakit saya kumat dan justru nantinya malah mengganggu kenyamanan saya dan orang-orang di sekeliling saya,” kata aktris yang baru saja menyelesaikan syuting film Father and Daughter itu.
BACA: Amanda Seyfried dan Justin Long Resmi Pacaran
Amanda menganggap penyakit kejiwaannya harus diperlakukan sama seriusnya seperti penyakit fisik lainnya. Ia tidak menutup keprihatinannya dengan opini publik yang menganggap penyakit kejiwaan berbeda dengan penyakit fisik.
BACA: Amanda Seyfried Pacari Lawan Main Di Film Terbarunya
“Saya melihat penyakit saya ini sama seperti penyakit lainnya. Penyakit kejiwaan sering dianggap berada di kategori yang berbeda dengan penyakit lainnya. Saya sama sekali tidak sependapat karena penyakit apapun harus ditangani dengan serius. Penyakit jiwa memang tidak terlihat seperti benjolan atau luka tetapi tetap ada. Kenapa harus ada bukti penyakit secara kasa mata? Yang terpenting adalah selama masih bisa diobati, ya, sebaiknya diobati.”
Syanne/Tabloidnova.com
KOMENTAR