Nofrizal (26), pelaku pembunuhan Riza Lena alias Ayu mengaku pasrah setelah dirinya ditangkap Unit Reskrim Polsek Lubuk Baja. Akibat cemburu buta, ia kilaf dan membunuh wanita yang ia cintai.
Tersangka yang ditemui di Polsek Lubuk Baja mengisahkan ia dan Ayu sudah saling kenal sejak empat bulan yang lalu. Bahkan ia sering pergi berjalan layaknya orang pacaran. Kebaikan dan perhatian Ayu kepadanya membuat benih-benih cinta Nofrizal mulai tumbuh.
Kendati cintanya bertepuk sebelah tangan, namun rasa memiliki seorang kekasih hati sudah terlalu dalam ia rasakan. Bahkan ia tidak terima kalau Ayu menjalani hubungan dengan pria selain dirinya.
"Saya cinta sama dia. Dia itu baik dan perhatian sama saya. Kami sudah empat bulan kenal. Sering makan bareng bahkan. Kami juga sempat bercinta," kata Nofrizal, Selasa (29/11/2016) siang.
Menurut Nofrizal, selama kenal dengan Ayu, dia merasa nyaman. Kebaikan Ayu mampu membuat dia menjadi seorang lelaki yang dipandang wanita. Kendati demikian, mereka juga sering melakukan hubungan badan layaknya suami istri.
Baca juga: Astaga, Suami Jual Istri Layani Seks Menyimpang
Awalnya, Nofrizal tidak tahu kalau Ayu adalah wanita malam. Namun Nofrizal mengaku, setiap selesai berhubungan dengan Ayu ia sering memberikan uang. Menurutnya, uang tersebut bukanlah bayaran kepuasan yang ia dapatkan dari Ayu. Melainkan untuk kebutuhan Ayu sehari-hari.
"Saya nggak bayar dia, uang itu untuk kebutuhan dia saja. Dia tidak pernah meminta sama saya. Saya tidak tahu apa pekerjaan dia selama ini," kata Nofrizal.
Dua jam sebelum kejadian, ia baru tahu apa pekerjaan Ayu sebenarnya. Ia mengetahui itu setelah Ayu mengatakan kalau dia menerima seorang tamu. Setelah dicari tahu, ternyata tamu tersebut adalah orang yang akan mengunakan jasa ayu sebagai wanita pemuas nafsu.
Dari sana emosi Nofrizal memuncak. Di rumah ia terus berfikir apa yang akan ia lakukan. Pengorbanan dan cintanya selama ini terasa sia-sia. Sampai ia kalap mata dan berniat untuk mengahabisi nyawa orang yang ia cintai itu. Tekatnya pun sudah bulat dan ia membawa pisau dapur orang tuanya sejak dari rumah.
Sebelum menghabisi nyawa wanita yang ia cintai itu, ia sempat berhubungan badan di Hotel Istana Batam kamar 303 dimana ia membunuh Ayu.
"Saya tikam dia karena saya cemburu. Saya tusuk sebanyak dua kali di bagian dada dan paha. Dia sempat melawan dan menggigit jari saya," aku Nofrizal.
Darah segar berceceran di lantai usai menikam Ayu. Bahkan celana panjang yang ia kenakan sudah berlumuran darah. Untuk mengelabui petugas hotel, ia membuka celananya dan pulang dengan menggunakan celana pendek.
Ia membawa ponsel milik Ayu untuk menghilangkan jejak. Namun kejahatan tentunya selalu mengninggalkan jejak. Pisau dapur dan celana milik Nofrizal yang ditemukan di TKP menjadi kunci awal penyibak tabir pembunuhan tersebut sehingga ia dapat ditangkap pihak kepolisian.
Eko Setiawan / Tribunnews
KOMENTAR