Sebagai presenter dan MC, Indra Herlambang sering merasa sedih karena jarang bisa ikut ajakan teman-temannya untuk berlibur akhir tahun bersama. Pasalnya, setiap akhir tahun, ia justru sedang sibuk bekerja ngemsi di beberapa tempat. Itu sebabnya jadual liburan dia pun selalu berbeda dengan kebanyakan.
“Ya, gimana ya. Pekerjaan saya kan tidak seperti kebanyakan orang yang bekerja di kantor. Yang punya waktu kerja jelas dan bisa mengatur cuti liburan. Akhir tahun jadual kerja saya justru sangat padat karena banyak tawaran ngemsi. Jadi akhir tahun itu saya selalu kerja. Kalau tidak di studio, ya, acara di suatu tempat. Kadang sedih juga sih tidak bisa ikut. Apalagi, mendengar rencana atau mendengar cerita-cerita ngetrip mereka. Tapi, ya, bagaimana lagi? Namanya juga mencari nafkah, ya tawaran pekerjaan lebih penting. Rejeki pamali ditolak,” ungkap Indra.
Biasanya, setelah keriaan pesta tahun baru, Indra baru bisa berlibur dan karena teman-temannya sudah kembali ke rutinitas, hasilnya ia pun lebih sering berlibur sendirian. Baginya, berlibur sendiri memberi kenikmatan sendiri dimana ia bisa bebas melakukan apa saja.
“Travelling sendiri akhirnya memberi kenikmatan tersendiri buat saya. Tinggal teng-teng ransel, jalan deh, kemana yang saya mau. Saya tidak harus pusing mengikuti keinginan teman. Tidak ada itenerary. Kadang kan jalan bareng tur atau teman, ada jatah waktu untuk berkunjung. Jam segini harus ke sini, jam segini udah harus pindah ke sana. Dan, biasanya kalau saya berlibur, waktunya lama. Seperti beberapa tahun yang lalu, saat saya sedang suka sekali dengan yoga. Saya menghabiskan waktu beberapa minggu di Bali untuk mencoba yoga di berbagai tempat. Begitu juga waktu ke India, saya justru mencari tempat-tempat dimana saya bisa mencoba yoga dan belajar meditasi,” ujarnya.
Dan, kalaupun berlibur tidak sendiri, yang biasa ia ajak adalah kakak dan ibunya. Saat itu, waktu berlibur lebih fokus pada menyenangkan hati ibunya. Jadi, ia lebih mengikuti kemauan sang ibu.
“Saya jarang berlibur ramai-ramai sih. Paling banyak ya bareng kakak dan ibu saya. Itu pun tujuannya ajak ibu refereshing. Cari suasana baru. Jadi, saya ngikutin aja kemana yang ibu saya mau. Dan, hebatnya, ibu saya itu lebih kuat jalan kaki dibanding saya. Seperti beberapa waktu yang lalu, kita berlibur ke Bali. Kaki saya rasanya sudah seperti mau copot, tapi ibu saya masih kepingin jalan ke sana-sini. Untung, kakak saya yang jadi penengah. Kita biasanya berhenti dulu, nongkrong di restoran.” katanya.
Syanne
KOMENTAR