Sebuah asa tersimpan di hati Sujarwo (50) dan Sriati (45). Asa atas kesembuhan Muhammad Arif (11), putra bungsunya yang kepalanya terus membesar karena menderita hidrosefalus.
Harapan tersebut setelah Arif sejak dua hari terakhir mulai ditangani secara medis di RSU dr Soetomo, Surabaya. Sejak lahir, Arif hanya dirawat di rumah karena keterbatasan biaya.
Sujarwo yang hanya bekerja sebagai operator becak motor (bentor) tidak mampu membiayai pengobatan anaknya yang ditaksir menghabiskan puluhan juta rupiah itu.
"Sejak baru lahir, oleh rumah sakit pernah ditawari operasi dengan biaya 50 juta. Dari mana saya dapat uang sebanyak itu," kata Sriati, Minggu sore (8/1/2017).
Warga Perumahan Cerme Bumi Apsari, Desa Ngabetan, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, itu dibawa ke RSU dr Soetomo Surabaya berkat bantuan relawan BPJS Watch, yang menjamin penanganannya akan dijamin oleh pemerintah melalui asuransi BPJS.
Sujarwo sendiri mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk anak bungsunya itu. Dia hanya bisa menghibur dengan mewujudkan apa yang diinginkan Arif.
"Kadang kalau kepingin makanan, kalau hasil dari narik bentor banyak, ya saya belikan makanan," kata bapak empat anak ini.
Baca juga: Tak Punya Biaya, Bayi Penderita Hidrosefalus Terpaksa Dirawat di Rumah
Dalam sehari, rata-rata penghasilan yang dia bawa pulang sebesar Rp 50.000. Kalau sedang ramai penumpang, penarik bentor yang biasa mangkal di kawasan Bunder, Gresik, itu bisa membawa pulang Rp 100.000 plus sebuah mainan untuk Arif.
Kondisi Arif sendiri kian hari tidak semakin baik. Tubuhnnya kian kurus, sementara ukuran kepalanya terus membesar. Dia tidak mampu lagi berdiri dan menyangga kepalanya.
Sepanjang hari, Arif hanya bisa terbaring di tempat tidur. Di rumah, hanya Sujarwo yang mampu mengangkat tubuh Arif jika diperlukan ke luar rumah atau ke tempat lain.
Sementara itu, penanganan medis kepada Arif masih akan dibahas Selasa besok oleh tim ahli RSU dr Soetomo Surabaya.
Yang pasti, kata Wakil Direktur Pelayanan Medik dr Joni Wahyuhadi, Arif memang sudah sangat terlambat untuk diberi pertolongan medis.
"Hasil pemeriksaan awal, bagian otak bawah Arif tinggal 40 persen, sementara bagian otak atas sudah tidak ada lagi. Prinsipnya, tim dokter akan berupaya mengurangi dampak komplikasi pada si pasien," terangnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Sabtu (7/1/2017) kemarin sempat menjenguk Arif di RSU dr Soetomo. Dia sempat menghibur Arif dengan mengajaknya melantunkan bacaan shalawat.
Dengan suara lirih, Arif menirukan suara Gus Ipul membaca shalawat. Gus Ipul mengaku prihatin sekaligus menyesal, mengapa baru saat ini anak seperti Arif baru dirujuk ke rumah sakit.
"Usianya sudah 11 tahun, tapi baru ditangani. Ini kan terlambat," kata Gus Ipul.
Dia berharap, para ibu bisa memantau kondisi kesehatan anaknya lebih dini, bahkan ketika berada di dalam kandungan agar segera bisa dilakukan tindakan preventif.
"Hidrosefalus bisa karena virus atau kurang gizi. Tapi semuanya penyebab itu jika bisa dideteksi sejak dini, bisa diobati, karena itu ibu hamil harus rutin memeriksakan kandungannya ke dokter," imbau Gus Ipul.
Achmad Faizal / Kompas.com
KOMENTAR