Keterbatasan ekonomi keluarga tak lantas membuat Okti Sulistiani Sari (16) berhenti bersekolah. Segala keterbatasan yang ada malah membuat remaja perempuan asal Karanggede, Gilangharjo, Pandak Bantul, ini semakin semangat untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Demi tetap sekolah, Okti rela mengayuh sepedanya sejauh 25 kilometer menuju sekolahnya di MAN 1 Kota Yogyakarta di Jalan C. Simanjuntak.
"Naik sepeda dari Bantul sampai sekolah (MAN 1 Kota Yogyakarta), jaraknya sekitar 25 kilometer. Kira-kira dua jam-an lah dari rumah sampai sekolah, berangkat jam 5 pagi," ujar Okti saat ditemui, Selasa (10/1/2017).
Naik sepeda merupakan satu-satunya cara untuk tetap bisa sekolah, sebab dia tidak mempunyai motor maupun biaya untuk naik bis. Selain itu, dia tidak ingin lagi menambah beban keluarga yang telah mengeluarkan uang untuk membiayai sekolahnya. Terlebih masih ada satu adiknya yang juga harus bersekolah.
"Ayah sekarang membantu ibu di warung, dulu buruh bangunan. Saya tidak ingin menambah beban orang tua, jadi naik sepeda saja," ucapnya.
Perjalanan yang cukup jauh itupun tak pernah membuat Okti mengeluh. Bersepeda saat hujan dan terik matahari sudah menjadi bagian dari hidupnya sehari -hari demi mendapatkan bekal ilmu.
"Kehujanan pernah, yang penting buku pelajaran jangan sampai basah. kalau capek ya capek tapi kan dirumah bisa istirahat," tuturnya.
Diakuinya awalnya orangtua tidak setuju ketika memilih melanjutkan sekolah ke MAN 1 Kota Yogyakarta sebab jaraknya jauh dari rumah.
"Awalnya orangtua tidak setuju, tetapi saya ingin mencari pengalaman sekolah di Kota Yogya. Alhamdulilah lewat jalur prestasi saya bisa sekolah di sini (MAN 1 Kota Yogyakarta)," ucapnya.
Melihat jarak yang jauh, orangtua Okti lantas meminta agar putri pertamanya ini masuk ke Pondok Pesantren agar lebih dekat ke sekolah. Walaupun sempat keberatan dengan usulan orangtuanya, Oki akhirnya masuk ke pondok pesantren di daerah Tegalrejo, Kota Yogyakarta.
"Satu bulan di Pondok saya keluar, karena biaya. Akhirnya saya memutuskan tinggal di tempat Nenek di Mlati Sleman," tuturnya.
Jarak dari rumah neneknya di Jaten, Sendangadi, Mlati, Sleman, ke MAN 1 Kota Yogyakarta berjarak sekitar 10 kilometer. Jarak ini setiap hari ditempuhnya dengan naik sepeda kurang lebih 45 menit.
Dia pun berusaha untuk menghemat pengeluarannya dengan tidak jajan di kantin sekolah maupun di jalan. Oki lebih memilih sarapan di rumah.
"Uang saku ada, tetapi saya tidak jajan biar hemat. Pagi pokoknya sarapan yang banyak biar siang tidak lapar," kata Okti sambil tertawa.
Sepeda yang menemaninya setiap hari ke sekolah, lanjutnya, merupakan hasil tabungan ibunya. Dia dibelikan sepeda saat masih duduk di MTs.
"Dulu ibu menabung untuk beli sepeda ini. Saya waktu itu masih di MTs Kota Bantul," tuturnya.
Berkat tekadnya yang kuat dalam menempuh pendidikan, pihak sekolah MAN 1 Kota Yogyakarta memberikan bantuan kepada Okti. Sekolah membelikan sepeda baru kepadanya.
"Kemarin sekolah membelikan sepeda baru. Sepeda dari ibu , rencananya akan dibawa pulang kerumah Bantul, kan bisa digunakan kalau dirumah," tuturnya.
Remaja yang saat ini duduk di Kelas 1 ini mengaku bercita-cita menjadi pengusaha. Dia juga memiliki niat kelak bisa membantu kedua orangtuanya serta membantu biaya sekolah adiknya.
"Pendidikan itu penting demi masa depan, saya ingin jadi pengusaha. Saya ingin membahagiakan dan membuat bangga orang tua serta kelak semoga bisa membantu adik," katanya.
KOMENTAR