Pernahkah Anda menemukan seseorang yang sering merasa kesulitan untuk menahan kencing? Kondisi ini dikenal dengan nama inkontinensia urin.
Meski kondisi ini dapat terjadi pada semua orang, baik perempuan maupun laki-laki, ibu yang baru melahirkan cukup sering mengalami inkontinensia urin.
Ini karena adanya perubahan otot-otot pada perempuan yang baru saja melahirkan. Namun, sebenarnya semua umur dapat mengalami kondisi ini. Termasuk pada perempuan usia lanjut dimana risiko terjadi inkontinensia terjadi dua kali lipat dibanding laki-laki.
Ketika usia menjadi semakin tua, terdapat penurunan pada fungsi saluran kencing. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh gangguan pada sistem tubuh, seperti menderita penyakit kronis, infeksi saluran kencing, infeksi vagina, iritasi, sembelit, dan obat yang memiliki efek samping pada kemampuan otot kandung kemih.
Sedangkan pada lansia, inkontenensia mungkin akan terjadi lebih sering karena melemahnya otot kandung kemih, otot kandung kemih yang terlalu aktif, adanya kerusakan saraf yang berfungsi untuk mengontrol kemih dari penyakit seperti parkinson, penyumbatan yang terjadi akibat pembesaran prostat pada laki-laki.
Secara garis besar terdapat 4 tipe inkontinensia urin, seperti dilansir dari HelloSehat berikut:
Stress incontinence
Terjadi penekanan pada kandung kemih dan bisa terjadi kebocoran. Hal ini bisa terjadi karena adanya stimulus seperti olahraga, batuk, tertawa, bersin atau mengangkat benda berat.
Biasanya dialami oleh perempuan pada usia 45 tahun atau lebih muda. Perempuan yang mengalami ini bisanya juga disebabkan oleh proses melahirkan yang sudah terjadi berkali-kali. Tidak hanya perempuan, laki-laki juga bisa mengalami tipe ini.
Baca: 6 Cara Mencegah Keputihan yang Perlu Dicermati
Urge incontinence
Kondisi yang terjadi ketika seseorang tiba-tiba ingin buang air kecil dan tidak bisa ditahan. Seringnya, kondisi ini dialami oleh penderita diabetes, alzheimer, Parkinson, stroke dan multiple sclerosis.
Umumnya kondisi ini dialami usia lebih dari 45 ke atas. Sinyal yang dikirim untuk kebutuhan buang air kecil dengan segera tidak bisa dijelaskan oleh tubuh.
Kondisi tersebut dapat diperburuk dengan adanya iritasi pada kandung kemih, seperti cystitis, jaringan atrofi yang disebabkan oleh menipisya hormon, tumor kandung kemih, dan batu.
Baca: Haruskah Pipis Sebelum dan Sesudah Berhubungan Seks?
Overflow incontinence
Hal ini terjadi ketika adanya sedikit kebocoran urin dari kandung kemih yang terisi penuh. Laki-laki dapat memiliki masalah mengosongkan kandung kemihnya ketika ia mengalami pembesaran prostat yang menyebabkan penyumbatan di urethra.
Sedangkan pada perempuan, lemahnya otot detrusor (otot polos pada kandung kemih) masih belum diketahui alasan pastinya. Inkontenensia ini juga bisa diakibatkan oleh diabetes dan cedera sumsum tulang belakang.
Baca: Ini Penyebab Udara Dingin Bikin Pipis Lebih Sering dan Cara Mudah Menghentikannya
Functional incontinence
Jenis dari inkontenensi ini biasanya dialami oleh orang tua, yang memiliki kemampuan menahan yang normal pada kandung kemih. Masalah yang dihadapi justru berupa kesulitan pergi ke toilet akibat penyakit tertentu seperti arthritis dan penyakit yang membuatnya sulit bergerak.
Baca: Kenapa Minum Kopi Sebabkan Sering Pipis?
Apakah inkontinensia urin bisa diobati?
Ada beberapa pengobatan yang bisa diberikan kepada Anda, namun semua tergantung pada penyebab dari inkontinensia itu sendiri.
Di balik itu semua, ada solusi yang dapat membantu Anda:
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR