Takut berlebihan atau fobia terhadap sesuatu, seperti fobia ketinggian, kegelapan, bunyi dan kucing adalah sebuah fenomena umum yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, takut berlebihan terhadap lubang dengan jumlah banyak dan berulang sepertinya masih terdengar asing. Apakah Anda juga pernah menemukan kasus seperti ini?
Ketakutan berlebihan terhadap lubang ini sering dikenal dengan sebutan trypophobia. Penderita trypophobia ini tidak bisa melihat benda dengan jumlah lubang yang banyak dengan pola berulang.
Contohnya seperti sarang lebah, sarang semut hingga polong biji teratai. Seseorang yang mengalami trypophobia akan mengalami migrain, panik, berkeringat dan berdebar-debar ketika melihat bentuk pola lubang yang berulang.
Baca: Tak Usah Takut Naik Pesawat Terbang!
Meskipun belum diakui secara resmi dalam Diagnostik dan Statistik Manual Mental Disorders (DSM-V), banyak ilmuwan dan psikolog yang mempercayai eksistensi dari penyakit ini. Dalam studi yang dilakukannya, Cole dan rekan-rekannya menemukan bahwa 16 persen orang di Inggris mengalami gejala trypohobia.
“Trypophobia adalah gejala fobia yang jarang terdengar bahkan masih terdengar aneh. Umumnya, semua orang memiliki kecenderungan menderita trypophobia tanpa mereka sadari” ujar Geoff Cole, Psikolog, University of Essex.
Baca: 10 Hal yang Kerap Membuat Orang Fobia
Menurut para peneliti, fobia ini dapat terjadi karena adanya unsur bahaya yang berasal dari corak atau motif tubuh hewan-hewa beracun, seperti ular dan cincin gurita. Seseorang yang terkena trypophobia merasa jijik terhadap motif lubang-lubang yang ada di dalam hewan tersebut.
Geoff Colle juga menuturkan bahwa penderita trypophobia dapat sembuh secara mandiri, tanpa harus diantar ke psikiater atau dokter tertentu. Caranya yakni dengan mendorong penderita untuk berani melihat lebih sering bentuk-bentuk lubang yang dianggap menjijikan tersebut.
Laili Ira Mashlakhah/TabloidNova
Sumber: Livescence
KOMENTAR