Suasana perayaan imlek yang meriah sudah terlihat memenuhi berbagai sudut kota. Lentera-lentera berwarna merah sudah berderet rapi di pinggir-pinggir jalanan ibu-kota. Kelenteng-kelenteng pun sudah mulai ramai didatangi pengunjung yang ingin sembahyang.
Kemeriahan imlek tidak lengkap rasanya tanpa sajian legendaris yang selalu tertata di meja. Layaknya ketupat saat lebaran atau daging kambing saat idul adha, beberapa makanan ini juga wajib dihidangkan saat imlek datang. Namun, apa sebenarnya makna dari sajian legendaris yang selalu ada dalam perayaan imlek? Mengapa harus makanan itu yang selalu menjadi sajian utama saat Imlek? Ini dia ulasannya.
Baca: 5 Resep Peranakan untuk Sajian Imlek
Baca: Mengenal Lebih Jauh Makna dan Sejarah Tahun Baru Imlek
Kue keranjang dan Kue mangkok
Siapa yang tidak mengenal kue keranjang dengan cita rasa manis yang terbuat dari tepung ketan dan gula merah ini? Bentuknya yang bulat dan berwarna cokelat ini seolah menjadi ikon utama ketika imlek datang. Kue keranjang atau yang biasa disebut ‘nian gao’ oleh masyarakat tionghoa ini memiliki arti tahun yang sejahtera.
Artinya, setiap orang diharapkan memiliki kehidupan yang manis dan menanjak setiap tahunnya. Selain itu, bentuknya yang bulat dengan tekstur yang lengket juga mengartikan adanya harapan agar keluarga dapat terus bersatu, rukun dan semakin lengket (akrab).
Uniknya kue keranjang ini hanya dibuat saat perayaan imlek saja, lho! Tak hanya itu, dalam penyajiannya, kue keranjang juga harus disusun secara bertingkat. Hal ini menyimbolkan peningkatan rejeki atau kemakmuran. Biasanya, di bagian puncaknya ditaruh kue mangkok merah yang melambangkan rejeki yang semakin mekar.
Baca: Lucu ‘Gemesin’, 8 Koleksi Busana Imlek Anak Tahun 2017
Siu Mie (Mie panjang)
Selain kue keranjang, siu mie atau mie panjang dengan isian yang sangat lengkap juga menjadi sajian wajib saat malam tahun baru Imlek. Siu mie sendiri menyimbolkan kehidupan yang bahagia, umur panjang, dan rejeki yang melimpah.
Tidak seperti menghidangkan mie biasa, ada tradisi tersendiri saat memasak maupun menyantap siu mie, lho! Saat memasak, mie tidak boleh dipotong karena dianggap bisa memperpendek usia. Sedangkan, cara memakannya yakni dengan dimakan secara utuh (disruput) hingga ujung terakhir mie. Menarik, bukan?
Baca: Inspirasi Menyambut Imlek, Menata Keberuntungan di Meja Makan
Jeruk Mandarin
Ternyata bukan sembarang jeruk mandarin yang bisa digunakan sebagai sajian Imlek, lho!. Ada beberapa kriteria khusus, yakni, jeruk mandarin harus memiliki daun pada tangkainya dan berwarna kuning keemasan. Hal ini melambangkan kemakmuran dan kekayaan yang semakin tumbuh.
Baca: Tradisi Imlek, Saatnya Buang Sial dan Undang Rezeki
Manisan Segi Delapan
Manisan segi delapan atau sering disebut sebagai “tray of togetherness” atau “prosperity box” juga merupakan salah satu sajian yang memiliki makna tersendiri saat Imlek tiba. Mengapa kotaknya berjumlah 8?
Dalam tradisi Cina, angka 8 sendiri melambangkan sebuah keberuntungan. Kotak segi delapan yang berisi manisan, buah yang dikeringkan serta biji-bijian ini melambangkan banyak hal berbeda pada setiap makanan yang ada di dalamnya. Misalnya, jeruk kumkuat yang menjadi simbol kemakmuran, biji teratai yang menjadi simbol kesuburan, dan leci yang melambangkan ikatan keluarga yang kuat.
Telur yang direbus dengan teh
Sajian lain yang tidak pernah absen saat perayaan Imlek adalah telur yang direbus dengan kecap asin dan teh. Campuran dari kecap asin dan teh ini membuat telur ini memiliki rasa yang unik dan manis. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa sajian telur yang direbus menggunakan kecap asin dan teh ini akan mendatangkan kesuburan.
Baca: Tradisi Jamuan Makan Imlek, dari Haisom hingga Kue Keranjang
Jiaozi
Makanan yang mirip dengan pangsit yang ada di dim sum ini juga merupakan sajian yang wajib dihidangkan saat Imlek. Bedanya, jiaozi berisi campuran daging, sayuran dan udang cincang. Bentuknya yang bulat menyimbolkan rejeki yang melimpah.
Yusheng
Yusheng atau yang dikenal juga dengan yee sang ini merupakan sajian Imlek berupa salad ikan segar yang ditambah dengan irisan sayuran segar seperti wortel dan lobak. Ikan yang digunakan pun tidak sembarangan, yakni menggunakan ikan tuna atau salmon yang direndam dengan campuran minyak goreng, minyak wijen dan merica.
Sementara, sausnya terbuat dari campuran minyak wijen, saus buah prem, gula pasir dan kayu manis. Menurut kepercayaan, saat diaduk dengan saus, ikan dan sayuran harus diangkat tinggi-tinggi di atas piring. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan peruntungan yang semakin tinggi setiap tahunnya.
Laili Ira Maslakhah/TabloidNova
Dari berbagai sumber
KOMENTAR