Pemilihan Presiden AS kali ini memang sangat unik karena memengaruhi ranah pribadi warga Amerika Serikat. Salah satunya adalah Gayle McCormick yang memilih menceraikan suami yang sudah dinikahinya selama 22 tahun karena pria itu memilih Donald Trump.
Pensiunan sipir yang menyebut dirinya sebagai seorang demokrat yang cenderung sosialis itu terkejut dengan pilihan suaminya.Tahun lalu kepada teman-temannya, suami Gayle mengatakan, dia berencana memberikan suaranya untuk Donald Trump.
"Pengakuan itu meyakinkan saya bahwa dia akan memilih Trump," kata Gayle (73). Gayle sebenarnya tak pernah berpikir akan meninggalkan suaminya yang memang pendukung Partai Republik. Namun, Gayle merasa telah dikhianati.
"Saya merasa seperti sedang membodohi diri sendiri. Kondisi ini membuka ruang antara kami yang selama ini tak pernah ada," kata Gayle. Tiga bulan setelah pemilihan presiden, banyak keluarga yang mengalami masalah dalam relasi mereka karena perbedaan pilihan politik.
Luka akibat perbedaan politik itu belum kunjung sembuh, bahkan dalam survei yang digelar Reuters/Ipsos kondisi justru memburuk. Hasil survei yang melibatkan 6.426 orang yang digelar dari 27 Desember hingga 18 Januari menunjukkan, jumlah responden yang bermasalah dengan kerabat dan teman akibat pilihan politik melesat hingga enam persen.
Pada masa pra-pemilihan presiden angka tersebut berkisar 33 persen dan setelah pemilihan persentase perselisihan itu meningkat hingga 39 persen.
Ervan Hardoko/Kompas.com
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR