Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan maju membuat akses informasi begitu cepat serta mudah didapat beragam kalangan. Pemanfaatan sosial media misalnya, tak hanya kalangan remaja dan dewasa saja yang bisa mengakses namun juga anak-anak.
Sedangkan, seperti kita tahu dampak sosial media ini tak selalu baik. Tren yang terus berubah dan imej sosok yang tampil menjadi idola (dengan perilaku baik maupun buruk) semakin sukar dibatasi. Bahkan, bila dibiarkan bukan tak mungkin kedua hal tadi bisa dicontoh dan mengubah perilaku anak-anak kita secara instan.
Baca: Iseng Rekam Video Anaknya Bermain, Edi Dapat Ratusan Juta Per Bulan. Wow!
enanggapi fenomena ini, Astrid Wen, founder yang juga psikolog anak di Pion Clinician mengatakan, akses sosial media seperti instagram, youtube, dan lainnya oleh anak bila tidak disertai dengan kematangan berpikir tentu cukup berbahaya.
“Dibutuhkan juga peran orangtua dan juga komunikasi yang baik antara anak dan orangtua,” tuturnya.
“Anak-anak akan melihat apa yang menarik, dari para selebgram misalnya.”
Baca: Tergiur Jadi Vlogger Terkenal dengan Penghasilan Jutaan Rupiah? Ikuti 3 Cara Berikut
adahal tentu saja para selebgram ini pasti ada pencitraan, branding, dan dibuat agar followers tidak bosan. Sedangkan, anak memiliki naluri untuk melakukan imitasi, juga dari tokoh-tokoh yang dianggap menarik, termasuk juga dari dunia sosial media.
Pada anak yang beranjak remaja, karakteristiknya adalah mengikuti apa yang populer. Nilai popularitas sendiri bisa dilihat remaja dari jumlah like di sosial media dan lainnya. Dari situlah mereka akan menilai bahwa bahwa itulah yang populer.
Baca: Dibalik Kehidupan Sempurna Para Beauty Vlogger: Kenyang Pujian Hingga Hinaan
Peran orangtua sangat dibutuhkan sejak dini, bukan untuk melarang anak untuk tidak mengakses sosial media, namun untuk memberikan edukasi sejak awal anak mengakses dunia maya. Bagaimana caranya?
“Edukasi untuk anak penting, untuk mengajak anak tahu mana yang baik, mana yang tidak. Mana yang merupakan hal pribadi, mana yang bukan. Informasi mana yang bisa ditaruh di internet, mana yang tidak,” jelasnya.
Astid juga menekankan, dalam sehari-hari jangan ragu dan malas untuk ajak anak ngobrol soal hal yang 'kekinian'. "Jangan lupa juga untuk buka diskusi dengan anak, agar anak juga terbiasa terbuka dengan orangtua," sarannya.
Dionysia Mayang/NOVA.id
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR