Video pijat bayi dengan teknik ‘melempar’ kini lagi viral di media sosial. Sekalipun video itu tidak dibuat di Indonesia, tapi, bolehkah memijat bayi dengan teknik ‘melempar’ seperti itu?
Dr. Rouli Nababan Sp.A., menjelaskan kepada Nova.id, jika teknik memijat ektrem seperti itu sangat menyalahi aturan. Sebab, tulang leher bayi masih sangat rawan.
Baca: Benarkah Bayi yang Sering Dipijat Punya Kekebalan Tubuh yang Baik?
Apalagi dampak guncangan saat 'melempar' bayi, kemungkinan yang akan terjadi adalah otak bayi akan terguncang atau istilahnya shaken baby syndrome.
"Tidak boleh ya, karena kondisi bayi yang masih rentan apabila mendapatkan guncangan-guncangan berulang seperti itu akan membuat benturan berulang di rongga antara otak dan tulang tengkorak sehingga bisa menyebabkan gegar otak. Selain itu apabila diguncang terlalu keras akan mengakibatkan patah tulang karena tulang yang belum begitu kuat. Inilah yang disebut shaken baby syndrome," jelasnya.
Selanjutnya, kondisi tersebut tidak bisa dianggap remeh. "Jika bayi mengalami perdarahan dalam kepalanya, risikonya adalah kematian. Atau paling tidak mengalami gangguan perkembangan, terutama yang berhubungan dengan fungsi psikomotor, kognitif atau motorik," imbuhnya.
Jika memang ingin memijat bayi, bawalah bayi ke terapis yang ahli memijat bayi. Perlu diperhatikan, tidak ada gerakan memijat yang berlebihan.
Pijat bayi adalah gerakan lembut pada tubuh bayi, gerakan tangan terapis mengikuti arah otot. Biasanya bayi dibuat rileks dengan tidur tengkurap.
"Perlu diperhatikan, tidak ada gerakan memijat yang berlebihan. Pijatan untuk bayi adalah gerakan lembut pada tubuh bayi, gerakan tangan terapis mengikuti arah otot. Gunakan baby oil agar gerakan pijat lebih mudah dan perhatikan mood bayi saat dipijat, ia harus tampak rileks dan bahagia. Posisi bayi tidur tengkurap dan hati-hati saat memijat bagian perut, jangan terlalu kuat menekannya," tutupnya.
Menda Clara Florencia/Nova.id
KOMENTAR