Dua jenis pemeriksaan ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendeteksi adanya kanker serviks sejak dini. Sekalipun sangat penting, ternyata papsmear dan tes IVA tidak mahal!
Pemeriksaan yang diperuntukkan bagi wanita di bawah 30 tahun dan aktif secara seksual ini wajib dilakukan setiap tahun.
Sedangkan untuk wanita di atas 30 tahun, setelah tiga tahun berturut-turut melakukan papsmear dan hasilnya normal, dapat melakukan pemeriksaan dengan jangka waktu lebih lama, yaitu dua hingga tiga tahun sekali.
Baca: 8 Juta Perempuan Belum Melakukan Pap Smear
Papsmear dan IVA memang memiliki treatment yang berbeda dalam metode pemeriksaan. Untuk pemeriksaan dengan tes IVA, petugas akan memberikan asam asetat dan melihat perubahan pada sel mulut rahim.
Kelebihannya, tes ini tidak memakan biaya mahal dan disediakan di tingkat Puskesmas dengan biaya sekitar Rp25.000.
Sedangkan untuk pemeriksaan papsmear, metode yang dilakukan adalah mengambil secara langsung sel di mulut rahim dan diperiksa oleh ahli patologi anatomi dengan bantuan mikroskop sehingga dapat melihat perubahan sel serta tingkatannya.
Biaya papsmear memang jauh lebih mahal daripada tes IVA, yakni mulai Rp125.000 ke atas, biasanya sekalian ditambah biaya untuk USG organ kandungan.
Metode pemeriksaan papsmear dianggap paling akurat. Meskipun hasilnya tidak 100% benar, tetapi ketelitian dan keakuratan papsmear dikatakan mencapai lebih dari 90% dan dapat menjadi sumber referensi yang valid.
Dengan melakukan papsmear, maka kita bisa segera mendapatkan penanganan khusus apabila terdapat kelainan. Lewat papsmear atau IVA, infeksi virus juga dapat segera terlihat dan dapat segera diobati.
Kebanyakan wanita masih menganggap hal ini sepele, padahal bila infeksi virus berlanjut menjadi kanker serviks, maka penanganannya lebih serius dan mengancam jiwa.
Baca: Kanker Serviks Bisa Dicegah Sejak Anak-Anak, Begini Caranya
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR