“Ih lucunya, pasti asupan gizinya cukup ya!” kata seorang ibu mengomentari anak balita yang gemuk menggemaskan. Hmm...pendapat itu sebenarnya kurang tepat. Pasalnya, justru kegemukan bisa menjadi pertanda anak itu mengalami kurang gizi, lo.
Dikatakan dr. Nany Budiman, MGizi, SpGK. dari Ciputra Hospital Citra Garden City, Jakarta saat ini kegemukan atau obesitas menjadi masalah kesehatan pada anak-anak. Kegemukan pada anak-anak di dunia meningkat secara drastis sejak tahun 1990, termasuk di Indonesia.
“Masalah kurang gizi yang dihadapi saat ini bukan hanya kurang gizi dalam hal kalori dan protein, akan tetapi juga kurang gizi pada anak yang kegemukan.”
Kenapa bisa terjadi kegemukan tapi kurang gizi? Nah, sebelum membahas itu, kita perlu tahu mengenai kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi.
Baca: Obesitas Pada Anak Dipicu 3 Anggapan Keliru dari Orangtua. Apa Saja?
Makanan yang kita konsumsi mengandung zat gizi/nutrien yang secara umum dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien. Sesuai dengan namanya, makronutrien merupakan zat gizi/nutrient utama yang dibutuhkan dalam jumlah besar, yaitu protein, lemak, dan karbohidrat.
Berbeda dengan mikronutrien, kebutuhannya dalam jumlah kecil, yaitu vitamin dan mineral. Bahkan ada mineral yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil atau sering disebut sebagai trace element, seperti selenium, mangan, dan lainnya.
Baca: Anak yang Senang Minuman Kaleng Sangat Berpotensi Obesitas!
Selain itu, ada pula non-nutrien seperti polifenol yang banyak terdapat dalam buah-buahan, teh, cocoa, dan lainnya. Semuanya ini penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh kita dalam jumlah yang cukup atau adekuat.
Nah, anak dengan kegemukan seringkali mengonsumsi secara berlebihan makanan yang tinggi kalori, lemak, dan karbohidrat (termasuk gula) seperti makanan cepat saji, kue, keripik, minuman manis, dan sebagainya.
Baca; Makanan Untuk Bayi Kegemukan
Akan tetapi, di sisi lain, anak kurang mengonsumsi sayuran dan buah. Selain itu, tidak hanya vitamin, mineral, dan serat, tapi juga seringkali kekurangan protein dan asam lemak yang penting bagi kesehatan seperti omega 3.
Oleh karena itu seringkali didapatkan anak dengan kegemukan tapi kekurangan zat gizi terutama zat gizi mikro, dan ada juga yang kurang makronutrien khususnya protein serta serat.
Padahal selain bermanfaat agar buang air besar lancar, serat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan bakteri baik (mikrobiota) di usus besar. Studi menunjukkan, ketidakseimbangan mikrobiota di usus besar juga meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kronis seperti diabetes.
Hilman Hilmansyah/Kontributor NOVA.id
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR