Sebagai orang tua, pastinya kita tak ingin melewatkan momen kebahagiaan bersama anak dan bisa melihat tumbuh kembangnya di setiap fase usia.
Bersamaan dengan itu, tak sedikit orang tua yang menebak-nebak untuk mengetahui tingkat kecerdasan anak-anaknya.
Padahal, menurut psikolog Astrid W.E.N, M.Psi., sebetulnya kita tak bisa memprediksi kecerdasan anak.
(Baca: 5 Langkah Sederhana Deteksi Kecerdasan Anak)
Kecerdasan umumnya merujuk pada kemampuan seseorang untuk menggunakan logika.
Memang ada berbagai cara untuk mendefinisikan apa itu kecerdasan, namun Astrid menjelaskan bahwa sebetulnya yang bisa kita lihat adalah potensi bakat dan minat anak.
“Intinya, jangan takut melihat anak tak cerdas, tapi lihat dulu anak sehat atau tidak. Cek tahap perkembangan anak, sesuai dengan usia,” jelas psikolog anak dari Pion Clinician ini.
(Baca: 10 Makanan Penambah Daya Ingat dan Kecerdasan)
Ia juga menyarankan, orang tua sebaiknya melihat perkembangan anak sebaiknya rentang waktunya.
Misalnya, ketika anak kita pertama kali berjalan.
Umumnya, anak akan berjalan di rentang usia 12 hingga 18 bulan.
Maka, jangan paksakan anak atau menilai anak tidak cerdas hanya karena belum bisa berjalan pada usia 12 bulan, karena masih ada rentang usia hingga 18 bulan.
(Baca: 5 Hal Penting Kala Bayi Belajar Jalan)
Nah, soal bakat dan minat, kita juga sudah bisa melihatnya sejak usia 2 bulan.
Tapi, jika belum tampak, tenang saja.
Orang tua masih bisa mengamatinya hingga usia 15 tahun untuk membantu anak mengeksplorasi hal-hal yang disukainya.
“Maka, sampai usia 15 tahun kita bisa libatkan dia di area-area minat untuk liat kecerdasan,” jelasnya.
(Baca: Orangtua, Ini Cara Mengenali Minat dan Bakat Anak yang Tepat)
Astrid menambahkan, eksplorasi sendiri membutuhkan latihan dan pendalaman.
Bila melihat minat anak, bisa langsung dikembangkan.
Misalnya, anak suka loncat-loncat di dalam rumah, bisa kita bawa ke lapangan bermain sehingga anak bisa mengeksplorasi.
Tapi, yang terpenting orang tua juga jangan sampai lupa.
Karena setiap anak punya minat dan bakat berbeda, stop memaksa dan membandingkan anak untuk memiliki suatu kemampuan di usia tertentu.
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR