Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 Kementerian Kesehatan, sebanyak 59,12% masyarakat pernah minum jamu.
Rata-rata 95,6% merasakan manfaat jamu, dan 4,36% mengomsumsinya setiap hari.
Obat tradisional atau jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari Indonesia yang berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun- temurun telah digunakan untuk pengobatan.
“Jamu berasal dari bahan baku yang mempunyai bukti empiris,” jelas Dra. Mayagustina Andarini, M.Sc, Pharmacist, Director, The Directorate Traditional Medicine Health Supplement & Cosmetic Safety Evaluation Badan POM.
(Baca: Cara Mengenali Jamu Palsu dan Jenis Jamu yang Jangan Diminum Terlalu Sering)
Bahan alam yang digunakan sebagai bahan produk jamu diketahui mengandung senyawa-senyawa tertentu yang dikenal sebagai senyawa bioaktif, yaitu senyawa metabolit sekunder tanaman yang dapat menimbulkan efek farmakologis dan/atau toksikologi baik pada manusia dan hewan.
Berbeda dengan obat konvensional yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang senyawa berkhasiatnya sudah diketahui secara pasti, penggunaan jamu masih diolah dengan cara tertentu, masih menghasilkan produk yang kemungkinan mengandung lebih dari senyawa metabolit sekunder..
Hingga saat ini penelitian terhadap kandungan senyawa di dalam herbal atau bahan alam masih terbatas.
(Baca: Boleh Minum Jamu Asal Perhatikan 4 Hal Penting Berikut )
“Setiap herbal memiliki banyak kandungan senyawa alami. Masing-masing senyawa memberikan khasiat yang berbeda,” lanjut Mayagustina.
Misalnya, curcuminoid yang terdapat pada Curcuma domestica Rhizoma atau dikenal Rimpang Kunyit dapat digunakan meningkatkan nafsu makan, atau membantu memelihara kesehatan fungsi hati.
Jamu relatif lebih aman dibandingkan obat konvensional, meskipun tetap mengandung efek samping yang tidak boleh diabaikan.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR