Tak hanya melempar, dia pun melecehkan sang supir, dengan menyebutnya sebagai orang miskin yang menyedihkan, karena cuma mampu menjadi supir taksi.
Sun yang merasa terhina melaporkan insiden ini.
Menurut Sun, kejadian ini tak cuma menghina dia, tapi juga seluruh supir taksi.
Dalam pernyataan maafnya, Lim mengaku dia sedang mabuk saat insiden itu terjadi. Dia juga mengaku sedang stres, karena banyak persoalan hidupnya.
Selanjutnya, dia sangat menyesali peristiwa itu, dan mengaku tak bermaksud menghina Sun dan para supir taksi.
“Saya sering menggunakan taksi, saya juga punya hubungan baik, saya benar-benar tidak ingat apa yang terjadi malam itu," kilah dia.
Dia juga mengakui, uang pecahan 1.000 dolar Singapura yang dipegangnya adalah untuk keperluan bisnis dan hanya untuk menyombongkan diri di acara minum-minum.
Akibat ulahnya, rumah makanannya menjadi sasaran kemarahan netizen yang menyerukan aksi boikot.
Tidak ketinggalan ada komentar yang menyebut rasa nasi ayam tergolong biasa, dengan harga yang sangat mahal.
Terlebih pemiliknya disebut berkelakuan menjijikan seperti itu.
Rumah makan itu juga mendapat teror dengan serentetan dering telepon bisa sebanyak 5-6 kali dalam setengah jam yang mengancam akan menutup bisnis Lim suatu saat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR