Salwa disebut biasa bermain bass dan keyboard dengan kedua kakinya. Dibantu oleh guru musiknya, Sugiyan Noor, Salwa bahkan diminta untuk masuk kelas musik.
“Ya, pengen aja bisa main musik. Saya juga main menggunakan dua kaki. Dan ternyata bisa, “ ucap Salwa yang pernah menjadi juara tiga FLS2N (khsusus seni) difabel tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2016.
Bagi Salwa dengan berprestasi, ia pun bisa menunjukkan bahwa remaja difabel juga memiliki kesempatan untuk unjuk gigi.
Remaja kelahiran 17 September 2001 ini bahkan sejak kecil melakoni aktivitas seperti bocah lainnya, bermain dengan penuh kegembiraan.
Untuk beraktifitas ia memfungsikan kedua kaki layaknya tangan.
Jika naik sepeda maka jari-jari kanannya masih bisa digunakan untuk mengerem.
Pun jika bermain kelereng, karambol, jari kanannya yang menjadi tumpuan utama.
“Kalau menulis, menggambar pake kaki. Makan, minum juga menggunakan kaki, “ kata sulung dari dua bersaudara.
Sejak kecil Salwa memang disebut memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Saat bersekolaj di SD LB Purwasari Kudus, ia tergolong siswa yang pandai dan selalu mewakili sekolah dalam lomba mata pelajaran khususnya bidang Sains.
“Sering mewakili sekolah, sampai tingkat kota. Biasanya berhenti di tingkat provinsi, “ ucap putra pasangan Aminul Musyadad dan Kurniati ini.
Dengan kemampuan dan kompetensi Salwa yang tinggi maka ia pun direkomendasikan untuk sekolah di YPAC Solo karena fasilitasnya lebih lengkap.
Benar saja, bakat dan kemampuan Salwa pun terus berkembang dan meningkat.
“Sekolah di YPAC Solo sejak tahun 2013. Asrama juga di YPAC. Biasanya ibu jenguk, atau kalau nggak pas liburan saya pulang naik bus sendiri ke Kudus, “ ujar Salwa.
Rencananya, untuk terus mengembangkan talentanya, Salwa akan meneruskan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 8 Solo khusus bidang seni.
Fajar Sodiq/NOVA.id
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR