Susi Afitriyani (21), salah satu korban ledakan bom Terminal Kampung Melayu masih mengalami syok dan trauma atas peristiwa yang tak pernah ada dalam pikirannya.
Mahasiswi semester dua, jurusan Manajemen di Universitas Azzahra, Jatinegara ini merupakan satu dari belasan korban yang kini menjalani serangkaian perawatan.
Gadis yang akrab dipanggil Pipit itu menceritakan peristiwa mengenaskan dalam hidupnya.
Menurut salah satu kerabat Pipit yang sempat diceritakan saat ledakan bom terjadi ia posisi tengah melintasi kawasan sekitar terminal Kp. Melayu usai menjalani aktivitas kuliahnya dan hendak pulang kekostan.
(Baca : Masih Trauma, Mahasiswi Korban Bom Kampung Melayu Jalani Serangkaian Perawatan )
"Kronologi saya kurang tau, tapi katanya itu pas dia (Pipit) lagi pulang kuliah jalan mau kekostan mau naik angkot," ujar Zulfa (19) selaku kerabat korban, saat dijumpai NOVA.id di RS Budhi Asih, Cawang pada Jumat (26/5).
Dari cerita Zulfa, Pipit ke Terminal Kampung Melayu berniat untuk mencari tiket untuk kembali ke kampung halamannya di Brebes.
"Dia (Pipit) dari kampus terus mau nyari tiket buat pulang kampung ke Brebes, nyari keluar enggak ada, trus dia pulang. Nah pas mau pulang itu dia lewatin jalan itu trus langsung kena, katanya saat itu rasanya dia mau terbang," tambahnya.
Pipit yang merupakan anak semata wayang ternyata hidup sendiri di Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya.
Diketahui sang ibunda Karimah (42) juga tinggal seorang diri di Brebes karena beberapa waktu lalu Ayah pipit meninggal dunia.
Kini kondisi Pipit sudah jauh lebih baik pasca menjalani operasi akibat fraktura atau patah tulang.
Serangkaian perawatan di rumah sakit pun menjadi jadwal bagi Pipit untuk sementara waktu.
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR