Kemudian, ada juga kelompok masyarakat dengan budaya tertentu yang memang melakukan foreplay lebih lama.
“Untuk budaya, ada pula yang memang menikmati foreplay dengan durasi yang lebih lama sebelum akhirnya masuk ke penetrasi,” paparnya.
Karena faktor-faktor tersebut, maka foreplay yang berkualitas tak bisa ditentukan dari durasinya.
“Yang terpenting, foreplay sebagai stimulasi sudah cukup membangkitkan gairah dan menyiapkan tubuh untuk lanjut pada tahap penetrasi,” pungkasnya.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR