Penyebabnya, kerusakan sel-sel pankreas yang memang tidak bisa memproduksi insulin secara efektif.
(Baca juga : Permohonan Penangguhan Anaknya Ditolak Polisi, Ini reaksi Jeremy Thomas)
Meski gejala-gejala hiperglikemia (gula darah tinggi) dan hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) bisa dideteksi.
Namun faktanya mayoritas penderita diabetes tidak menyadarinya.
Hiperglikemia terjadi ketika kadar gula darah di atas 180mg/dl yang ditandai dengan intensitas buang air kecil yang meningkat serta haus terus menerus.
Pada kondisi yang lebih serius, hiperglikemia berpotensi menimbulkan ketoacidosis atau koma berkepanjangan yang berakibat fatal.
Sementara itu, hipoglikemia terjadi ketika angka gula darah berada di bawah 60mg/dl.
Pertolongan pertamanya adalah dengan meminum gula atau memakan makanan yang manis.
(Baca juga : Meski Sehat, Tidak Semua Buah Bisa Dikonsumsi untuk Penderita Diabetes)
Faktanya, gangguan kesehatan ini bersifat permanen dan tidak bisa diubah.
Pada diabetes tipe 1, para penderitanya harus selalu mendapatkan suntikan insulin karena pankreas yang memproduksi insulin sudah rusak.
Sementara itu pada diabetes tipe 2, insulin dalam tubuh tidak bekerja sempurna saat menurunkan gula darah.
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR