Nova.id - Baru-baru ini aktris cantik Angelina Jolie yang tengah memasuki usia 42 tahun diketahui didiagnosis Bell’s Palsy.
Dilansir dari Women’s Health, hal tersebut terungkap setelah Vanity Fair berhasil mewawancarai mantan istri dari Brad Pitt tersebut.
Apa itu Bell’s Palsy?
Bell’s palsy adalah kelumpuhan saraf wajah akibat peradangan dan pembengkakan saraf yang mengontrol otot pada salah satu sisi wajah.
Penyakit ini menyebabkan perubahan bentuk pada salah satu sisi wajah. Bell’s palsy juga disebut kelumpuhan wajah.
Baca juga: Selain Stroke, 5 Penyebab Ini Bisa Bikin Jari Tangan Lumpuh Mendadak
Tanda-tanda & gejala?
Gejala biasanya muncul secara mendadak, dan gejala paling umum termasuk:
- Mengeluarkan air liur
- Sensitif terhadap suara
- Nyeri pada rahang atau di belakang telinga
- Sakit kepala
- Indra perasa yang berkurang
- Kesulitan menunjukkan ekspresi pada wajah dan bahkan kesulitan menutup mata atau tersenyum
- Lumpuh total pada salah satu sisi wajah. Umumnya, gejala dapat berlangsung selama beberapa jam, atau mungkin bahkan beberapa hari.
Baca juga: Ternyata, Terlalu Asyik dengan Laptop dan Gadget Bisa Timbulkan Cedera Saraf
Dr. David Putrino, seorang Asisten Profesor Rehabilitasi Kedokteran di Icahn School of Medicine di Gunung Sinai menjelaskan bahwa Bell’s Palsy terjadi lantaran saraf kranial, yakni saraf yang bertanggung jawab atas kerja semua yang ada di kepala, mulut, dan juga tenggorokan alami kerusakan di satu sisi.
"Ketika saraf tersebut rusak, dan harus sembuh, dan penyembuhan saraf seperti itu tentunya memakan waktu yang cukup lama.
Begitu proses penyembuhan saraf dimulai, terapi fisik menjadi sangat penting untuk membantu otot ekspresi wajah pulih secara normal,” ujar Putrino.
Baca juga: Dingin Ekstrem Picu Kerusakan Sel Saraf Tepi, Ini Penyebabnya
Apa penyebab Bell’s Palsy?
Walaupun penyebab penyakit belum dipastikan, tapi beberapa studi menunjukkan bahwa penyakit ini biasanya terkait dengan paparan virus.
Beberapa virus dapat menyebabkan Bell’s palsy termasuk:
- Herpes kelamin (herpes simplex)
- Cacar air dan sirap (herpes zoster)
- Monosit (Epstein-Barr)
- Penyakit pernapasan (Adenovirus)
- Campak Jerman (rubella)
- Gondok (virus gondok)
- Influenza (flu B)
- HFMD (Coxsackievirus).
Sekali terinfeksi, saraf wajah pada pasien dengan radang dan bengkak menyebabkan kelumpuhan total atau pada salah satu sisi wajah.
Baca juga: 4 Gangguan Kesehatan Saraf ‘Akut’ Karena Gadget
Tingkatan Risiko?
Ada banyak faktor risiko yang meningkatkan risiko Bell’s palsy seperti:
- Wanita hamil, terutama pada masa kehamilan di trimester terakhir atau pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan
- Infeksi pernapasan seperti influenza atau flu
- Diabetes
- Riwayat anggota keluarga yang mengidap Bell’s palsy
Baca juga: Beda dengan Stroke, Ini Tanda Wajah Lumpuh Sebelah Pada Penderita Bell’s Palsy
Pengobatan?
Pasien yang mengalami gejala ini perlahan akan mulai membaik asalkan mengkonsumsi obat yang telah dianjurkan secara teratur.
Obat dapat digunakan untuk mengurangi gejala yang parah.
Obat ini (misalnya grup kortikosteroid) berguna untuk mengurangi radang (pembengkakan) saraf.
Dalam beberapa kasus langka, pasien yang tidak dapat pulih total harus menjalani operasi untuk meredakan tekanan pada permukaan saraf atau meningkatkan pergerakan permukaan. (*)
KOMENTAR