NOVA.id – Mengurus dan merawat bayi kita yang baru lahir tentu membutuhkan waktu dan kesehatan ekstra.
Bukan itu saja, ada konsekuensi lain semisal timbulnya berbagai macam gangguan kesehatan, salah satunya sakit punggung. Mengapa bisa sakit punggung, ternyata ini penyebabnya:
Kebiasaan Buruk 1: Orangtua sering membungkuk untuk menggendong bayi keluar dari tempat tidurnya.
Untuk mengangkat si kecil ke dalam dekapan, paling tidak kita perlu menekuk lutut dan membungkuk di bagian pinggang minimal 10 kali sehari.
Maka tak heran kalau aktivitas ini membuat rasa sakit dan kaku di bagian punggung dan pinggang. Akibat teknik mengangkat bayi yang salah, akibatnya timbul ketegangan otot punggung.
(Baca juga : Ini 4 Cara Mengatakan "Tidak" pada Anak)
"Teknik membungkuk yang salah juga dapat menyebabkan cedera pada tempurung sendi lutut atau disk, yang menyebabkan rasa sakit dan mati rasa di bokong dan kaki," demikian menurut Dr. David Lim, direktur Wellness for Life Chiropractic di Amerika Serikat.
Untuk menghindari penambahan tekanan pada punggung dan perut, angkat bayi dengan mengencangkan otot perut bagian bawah secara perlahan.
Kemudian, tekuk lutut, bukan pada bagian pinggang atau punggung seperti yang disarankan oleh Gail Craig, Manajer Klinik dan Fisioterapis Senior di Physioactive.
Sebelum kita mengangkat bayi kita, pastikan ia tetap dekat dengan tubuh kita guna mengurangi ketegangan berat badan yang terpusat pada punggung.
"Bila tidak dilatih, lama kelamaan kita tidak akan cukup kuat untuk mengangkat atau membawa beban berat. Padahal berat bayi akan bertambah berat dari waktu ke waktu. Bagaimana cara kita mengangkat dan memposisikan bayi saat digendong sangat penting. Ini juga perlu ditambah dengan kebiasaan gaya hidup yang baik seperti postur tubuh dan olah raga yang baik, " jelas Gail.
(Baca juga : Waspada Penggunaan Makeup Kedaluwarsa, Ini Akibatnya Jika Anda Lalai)
Gail menyarankan untuk memulai dengan latihan ringan seperti peregangan ringan, berjalan atau berenang sekitar enam sampai delapan minggu setelah melahirkan.
Tentunya, hal ini bisa dilakukan setelah kita mendapatkan lampu hijau dari dokter untuk memastikan kondisi tubuh tidak memiliki masalah medis, seperti peregangan perut atau otot dasar pelvis yang sangat lemah.
Hindari latihan high impact hingga lima bulan ke depan karena perubahan hormon selama kehamilan dapat memengaruhi persendian.
Baru ketika kita menyusui, kadar hormon akan kembali ke tingkat pra-kehamilan setelah kita menyapih bayi.
(Baca juga : Mantan Suami Rayakan Satu Tahun Pernikahan, Marshanda Justru Asik Berlibur Bersama Pria Ini, Sudah Move On?)
Kebiasaan Buruk 2: Orangtua membungkuk saat memberikan makan bayi .
Kita akan sering terlihat membungkuk saat menyusui, bisa diakibatkan karena lelah akan mengantuk.
Padahal posisi yang salah saat menyusui, lama kelamaan akan menyebabkan sakit punggung, yang bisa merembet ke daerah leher atau di pertengahan badan hingga ke bawah.
Yang perlu dilakukan adalah sediakan kursi dengan sandaran punggung yang tinggi dan juga sandaran tangan.
(Baca juga : 4 Hal yang Patut Dicoba Istri Agar Suami Terpuaskan Saat Bercinta)
Lutut harus sedikit lebih tinggi dari pinggul saat duduk, jadi gunakan bangku kecil untuk meletakkan alas kaki agar didapat posisi seperti dijelaskan di atas.
Kemudian, letakkan handuk yang telah digulung di punggung kita untuk menopang punggung dan mencegah badan membungkuk. Pastikan dada dan perut bayi menghadap kita.
Lalu bawa anak ke payudara, bukan membungkuk. Cobalah berbagai posisi menyusui yang nyaman lainnya, bila perlu minta bantuan dari seorang ahli laktasi.
(Baca juga : Yuni Shara Pamer Wajah Bangun Tidur dengan Rambut Berantakan, Masih Tetap Cantik?)
Saat bayi mandi, gunakan meja ganti, letakkan bak mandi di atasnya. Atau dapat juga menggunakan meja makan sebagai dudukan atau meja.
Ini memungkinkan kita untuk berdiri daripada membungkuk yang bisa mencederai punggung kita.(*)
(Artikel ini pernah dimuat di laman Nakita.id dengan judul Ini Dia 2 Kebiasaan Buruk yang Tanpa Disadari Bisa Bikin Sakit Punggung Para Orangtua Baru)
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR