"Ini biasanya rasa sakit mulai dari pelipis, dahi, kemudian belakang kepala dan leher," lanjutnya.
Biasanya, rasa sakit dikepala itu bisa dirasakan lantaran kurangnya tidur, kecapean atau letih yang berlebihan.
Namun, ada pula sakit yang dikarenakan oleh jaringan tumor pada kepala atau otak.
"Tapi yang harus diwaspadai juga bahwa rasa sakit yang berulang bisa jadi ini menandakan adanya jaringan yaitu, tumor di otak atau di kepala," tegasnya.
Dokter Ryan mengungkapkan, sakit kepala yang berbahaya adalah sakit kepala yang bahkan bisa dirasakan ketika seseorang sedang terlelap dalam tidur.
Meski sudah terlelap selama beberapa jam, mereka akan tiba-tiba terbangun karena rasa sakit tersebut dan hal tersebut terjadi secara berulang kali.
"Kenapa di saat tidur, ketika seseorang tidur kita menghirup napas sedikit. Karbondioksida itu lebih banyak terdapat di dalam tubuh dan itu meningkatkan tekanan di kepala," terang dokter Ryan.
"Tekanan di kepala yang meningkat, ditambah dengan ada jaringan tumor di otak atau di kepala ini mengakibatkan tekanan di kepada semakin bertambah," ujarnya.
Selain itu, dirinya juga mempraktekan sebuah cara yang lebih mudah untuk membedakan rasa sakit berbahaya dan tidak berbahaya.
Ketika seseorang pusing, mereka bisa berdiri, kemudian membungkuk hingga kepala lebih rendah daripada punggung.
Lalu, mereka bisa menggoyang-goyangkan kepala mereka beberapa kali.
Jika dirasanya lebih sakit dari sebelumnya berarti ada sesuatu yang tak normal di kepala.
Sementara itu untuk sekadar pengetahuan, kanker otak dan tumor otak merupakan dua kondisi yang berbeda, walaupun keduanya mirip dan berkaitan.
Menurut sebuah laman kesehatan, perbedaan dua penyakit tersebut dapat dilihat dari gejala, penyebab, diagnosis dan pengobatannya.
Tumor otak adalah suatu massa jaringan yang terbentuk akibat dari pertumbuhan sel-sel otak yang abnormal (tidak terkontrol).
Sedangkan kanker otak adalah pertumbuhan sel-sel di otak yang abnormal atau tidak terkontrol yang bersifat ganas artinya dapat menyebar dan menyerang organ tubuh lainnya. (*)
Source | : | tribunews |
Penulis | : | Redaksi NOVA |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR