Nova.id - Pada bulan Juli lalu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ( NASA) mengumumkan bahwa mereka sedang mencari Staf Pelindung Planet.
Dengan tawaran gaji yang sangat menggiurkan, antara Rp 1,7 – 2,5 miliar per tahun, tidak heran bila lowongan tersebut menarik minat banyak orang.
Salah satunya adalah Jack Davis, seorang anak berusia sembilan tahun yang sedang duduk di kelas empat sekolah dasar.
"Aku mungkin baru berusia sembilan tahun, tetapi aku rasa aku cocok untuk pekerjaan ini," tulis anak tersebut dengan percaya diri.
Baca juga: Ini 5 Cara Jitu Hindarkan Anak Jadi Pelaku Bullying, Orangtua Wajib Tahu!
Dia melanjutkan, "Aku telah menonton semua film luar angkasa dan alien yang bisa kulihat. Aku pintar bermain video game. Aku juga masih muda, jadi aku bisa belajar untuk berpikir seperti alien."
Pada akhir surat, Davis juga membubuhkan tanda tangannya yang berbunyi, “Jack Davis, Penjaga Galaksi, Kelas Empat”.
Ternyata, surat Davis berhasil menarik perhatian NASA dan Dr James L Green, ketua divisi sains planet, membalas suratnya secara pribadi.
Dr Green menulis, posisi staf pelindung planet adalah pekerjaan yang sangat keren dan penting.
Kami selalu mencari ilmuwan dan insinyur masa depan yang akan membantu kami. Oleh karena itu, aku berharap kamu akan terus belajar dengan baik di sekolah.
“Kami berharap bisa melihatmu di NASA suatu hari nanti,” tulisnya lagi.
Davis memang masih terlalu muda untuk lowongan tersebut.
Dalam pengumumannya, NASA berkata bahwa kandidat yang mereka cari adalah yang lulus S-1 dari jurusan fisika, matematika, dan teknik dengan minimal 24 SKS di mekanika, dinamika, elektronika, dan beberapa bidang yang masuk fisika murni.
Staf pelindung bumi juga akan berkewajiban untuk menghindarkan astronot dan robot dari ancaman kontaminasi material organik dan biologi selama perjalanan luar angkasa.
Selain itu, mereka juga dituntut untuk menyusun kebijakan, perlindungan, dan mengawasi jalannya misi antariksa NASA.
Walaupun demikian, Dr Green berkata bahwa NASA merasa senang bisa menginspirasi generasi penjelajah berikutnya.
“Anggap saja ini sebagai bantuan gravitasi – sebuah dorongan yang secara positif bisa mengubah jalan hidup seseorang dalam kehidupan, dan jejak kita di alam semesta,” ujarnya kepada ABC News 5 Agustus 2017.
(Shierine Wangsa Wibawa/Kompas.com)
Penulis | : | Firli Athiah Nabila |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR