Uang itu tidak cukup untuk membiaya kehidupan sehari-hari dirinya bersama ibu dan seorang adiknya.
Apalagi ayahnya sudah tidak ada.
Alasan terhimpit perekonomian inilah ia pun menerima pinangan DO menjadi istri keempat, karena istri pertama dan kedua telah bercerai dan menjadi madu istri ketiga.
Tiga tahun berumah tangga, SA merasakan segala kebutuhan perekonomiannya dipenuhi sang suami.
Mulai dari rumah, mobil, bahkan dibuatkan usaha seperti butik dan pencucian mobil dan motor.
Hanya saja semua materi yang dimiliknya atas nama DO suami sirinya.
Meskipun begitu, hal itu tidak dipermasalahkan sampai akhirnya April kemarin, anak pertamanya berinisial BC usia 2,5 tahun hendak masuk sekolah.
Ia mendaftarkan anaknya di salah satu PAUD di Tarakan.
Baca juga: Tragis! Akibat Nenek Lupa, Bayi Ini Meninggal di Mobil
Ternyata salah satu syarat daftar anak sekolah harus memiliki akte kelahiran.
“Anaknya ditolak masuk sekolah, karena tidak ada akte kelahiran. Hal ini membuat SA menangis, padahal waktu itu SA sedang hamil, sehingga ini membuatnya stres," tutur Fanny.
Penulis | : | Firli Athiah Nabila |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR