NOVA.id - Publik dikejutkan dengan pengakuan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo soal kejadian lucu yang terjadi ketika berlangsungnya upacara penurunan bendera beberapa waktu lalu.
Pasalnya ia mengaku lupa harus mengangkat baki atau kain bendera, saat upacara penurunan bendera pada peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-72, Kamis (19/8) lalu.
Pengakuan tersebut, Joko Widodo sampaikan melalui laman resmi media sosial Facebook miliknya, Sabtu (19/8), sekira pukul 11.00 WIB.
Baca juga: Lucunya Ekspresi Anies Baswedan Saat Ikuti Lomba Tarik Tambang Hingga Terjatuh dengan Para Tetangga
Begini pengakuan Joko Widodo di laman Facebook-nya beberapa jam lalu:
'Sebenarnya kejadian ini tak seorang pun yang tahu di luar saya dan Ruth.
Ya, hanya saya dan Ruth Celine Eglesya Purba, pembawa baki Bendera Merah Putih saat upacara Penurunan Bendera 17 Agustus, Kamis sore lalu.
Ketika sang pembawa baki dengan bendera terlipat di atasnya melangkah berderap lewat undakan tangga dan mengantarkannya ke hadapan saya, saya benar-benar lupa: yang harus diangkat bakinya atau hanya kain bendera di atasnya.
Baca juga: Ketika Cucu Presiden Jokowi Hadir di Istana Negara, Begini yang Terjadi...
Baki kuningnya sudah saya pegang.
Untunglah, Ruth begitu dekat dan saya berbisik.
"Ruth, ini yang diambil bendera atau bakinya?".
Ruth balas berbisik, "Bapak hanya benderanya saja,".
Ya, sudah.
Untung bisikan saya tidak ada yang dengar (emotenya tertawa) Pak Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berdiri dekat saya pun tidak mendengarnya.
Baca juga: Mesranya Ridwan Kamil dengan Sang Istri Saat Ikuti Lomba Makan Kerupuk di Bandung
Mengapa saya sampai lupa? Karena tidak ikut gladi upacara penurunan bendera.
Tapi, Alhamdulillah, upacara berjalan dengan baik.'
Selain menulis pengakuan, Presiden Joko Widodo juga menyematkan foto dirinya yang sedang mengangkat bendera yang diambil dari Biro Pers Setpers. (*)
Artikel ini pernah tayang di tribunnews.com dengan judul, "Bisikan Jokowi kepada Ruth Pembawa Baki Bendera Pusaka Merah Putih Saat Upacara di Istana."
KOMENTAR