NOVA.id – Saat ini, memiliki hunian vertikal seperti apartemen seolah telah menjadi gaya hidup terutama bagi yang tinggal di daerah perkotaan.
Dengan harga yang relatif terjangkau, bisa mendapatkan hunian di tengah kota.
Tapi kalau berbicara masalah investasi jangka panjang, tentu rumah tapak lebih menggiurkan daripada apartemen.
Menurut Anton Sitorus, Associate Director, Head of Research di Jones Lang LaSalle Indonesia, investasi apartemen bernilai maksimal di periode 5-10 tahun pertama.
“Lebih dari itu marginnya tidak maksimal,” kata Anton.
(Baca juga : Menggemaskan, Bayi yang Baru Lahir Ini Memegang Alat Kontrasepsi Ibunya!)
Jika anggota keluarga semakin bertambah dengan kehadiran anak, misalnya, dan apartemen dirasa semakin sempit, penghuni harus pindah atau membangun rumah baru.
Tentu, ada harga yang harus dibayar. Untuk mendapatkan rumah tapak seharga apartemen, kita harus mengorbankan jarak tempuh.
Tapi kalau kita memilih lokasi dekat dengan tempat kerja, kita harus mengorbankan lebih banyak rupiah dari dompet kita.
Entah apartemen atau rumah tapak, kita bisa sedikit menekan anggaran dengan memilih hunian dengan ukuran yang cukup mengakomodasi pasangan baru.
(Baca juga : Afgan Diusir, Rossa Ungkap Fakta Mengejutkan)
Menurut Nonny, rumah dengan ruangan standar, yaitu 2 kamar tidur dan satu kamar mandi sudah cukup.
Mengintip Isi Buku "Cabai Kering pada Khazanah Masakan Melayu", Ada Resep Sambal Bilis hingga Otak-otak
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR