NOVA.id - Seringkali kita mendengar tentang hal-hal mengerikan yang berkaitan dengan organ intim kita.
Contohnya seperti adanya penyakit pada vagina yang ditandai dengan bau busuk hingga penggunaan sabun untuk vagina yang bisa membuat iritasi.
Jangan asal langsung percaya, bisa jadi ini hanyalah mitos belaka.
Baca juga: 6 Gangguan yang Sering Menyerang Vagina, Nomor 2 Sering Kita Alami!
Nah, agar tidak salah dalam melakukan perawatan vagina, sebaiknya ketahui dulu soal mitos-mitos tentang vagina yang tidak benar ini.
Dilansir dari Health, berikut adalah 5 mitos mengenai vagina yang tak perlu kita percaya.
1. Vagina memerlukan pembersih khusus
Memang betul bahwa kuman bisa membahayakan vagina kita, terutama jika kuman dalam jumlah banyak.
Tapi, sebenarnya kita tidak terlalu membutuhkan pembersih khusus untuk vagina , loh!
Baca juga: Duh, Masih Pengantin Baru, Vicky Shu Diperiksa Bareskrim Terkait Kasus First Travel
Sebab, vagina kita memiliki mekanisme pembersihan sendiri untuk mencegah bakteri dan mikroba yang buruk bagi kesehatan vagina.
Sabun yang kita gunakan untuk membersihkan vagina justru dapat mengganggu keseimbangan pH di vagina.
Jika hal itu terjadi, kuman yang berbahaya justru bisa berkembang biak.
Baca juga: Selain Nikita Mirzani, Ini Deretan Wanita yang Diisukan Berselingkuh dengan Zack Lee
Satu-satunya cara yang baik untuk membersihkan vagina adalah dengan membersihkannya secara tepat, yakni dengan menggunakan kain lap yang bersih atau tangan untuk menghilangkan busanya.
2. Terasa sangat gatal, tandanya infeksi jamur
Jika vagina terasa sangat gatal, biasanya kita berpikir bahwa hal itu disebabkan oleh infeksi jamur.
Jika sudah seperti itu, kita pasti akan membeli obat dengan tujuan untuk mengurangi rasa gatal, menghilangkan bercak, dan sebagainya.
Padahal, belum tentu seperti itu.
Baca juga: Tangis Nafa Urbach Pecah Saat Ditanya Soal Kabar Suaminya
Bisa saja hal itu dikarenakan oleh infeksi bakteri, peradangan vagina, penyakit menular seksual, atau pengaruh penggunaan produk yang membuat iritasi pada vagina.
Daripada menduga-duga, sebaiknya kita memeriksakan langsung ke dokter umum untuk rujukan awal.
Jika dibutuhkan konsultasi ahli, kita bisa memeriksanya ke dokter kandungan.
Baca juga: Lama Menduda, Rifky Balweel Akhirnya Bertunangan dengan Biby Alraen, Kok Dadakan?
3. Vagina akan longgar secara permanen setelah melahirkan
Ya, vagina kita memang akan berubah setelah kita melahirkan. Tapi, bukan berarti vagina kita kehilangan elastisitasnya.
Seberapa longgar vagina kita tergantung pada faktor-faktor penyebabnya, misalnya faktor durasi persalinan dan ukuran bayi kita.
Namun, karena keelastisan otot dinding vagina, maka dalam waktu 3–6 bulan, bentuk vagina bisa kembali lagi seperti semula.
Baca juga: Jangan Sampai Keliru, Lakukan Cara Ini Sebagai Pertolongan Pertama Bila Tersengat Listrik!
Jika kita ingin mempercepat proses pemulihan otot vagina, kita bisa melakukan senam Kegel.
Senam Kegel adalah gerakan yang ditujukan untuk mengencangkan otot panggul bawah.
Aktivitas ini bermanfaat mengencangkan otot-otot di bawah rahim, kantung kemih, dan usus besar, sehingga disarankan untuk wanita setelah melahirkan.
Baca juga: Mudah! Cuma Butuh Bahan Ini Saja untuk Membuat Spageti Bumbu Oriental yang Maknyus!
4. Tidak ada G-Spot
Keberadaan G-spot sudah lama sekali diperdebatkan.
Wanita katanya memiliki satu, dan ahli yang mempelajari G menggambarkannya bahwa G-spot sebagai daerah spons kecil yang terletak di dinding vagina depan, sekitar di tengah antara lubang vagina dan serviks.
Baca juga: Terpopuler: Engku Emran Disebut Mirip Sosok Ini Hingga 6 Gangguan yang Sering Menyerang Vagina
Namun, sebuah studi tahun 2012 di The Journal of Sexual Medicine menyimpulkan bahwa tidak ada bukti kuat dan konsisten mengenai keberadaan situs anatomis yang dikaitkan dengan G-spot.
Jadi, sebenarnya tidak ada organ G-spot yang bekerja seperti tombol kesenangan seksual.
Yang ada hanya kumpulan serabut saraf yang dapat meningkatkan kenikmatan seksual.
5. Celana yoga yang berkeringat bisa membuat infeksi vagina
Mitos ini mungkin berasal dari fakta bahwa duduk-duduk dengan pakaian berkeringat setelah yoga dapat membuat vagina lembap dan bisa menimbulkan bakteri.
Sebab, kain sintetis bisa menjadi sarang bakteri.
Baca juga: Tak Disangka, 4 Jenis Pelumas Alami Ini Bisa Atasi Vagina Kering Saat Bercinta
Jadi, salah satu cara agar vagina tetap sehat yakni tidak menggunakan celana yang terlalu ketat karena bisa membuat vagina sulit bernapas.
(Putri Amalia Irawan/NOVA.id)
Penulis | : | Laili Ira Maslakhah |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR