NOVA.id - Berkaca dari kejadian yang dialami oleh kiper tim sepakbola Persela Lamongan, Choirul Huda, kematiannya disebut disebabkan oleh hypoxia atau kekurangan oksigen.
Dilansir dari Kompas.com, dr. Yudistiro Andri Nugroho, ahli anestesi dari RSUD dr Soegiri Lamongan, menjelaskan benturan yang dialami Huda dengan pemain lain mengakibatkan henti napas dan henti jantung.
Yang perlu kita waspadai,
Yang perlu kita waspadai, hypoxia atau hipoksia tak hanya bisa dialami oleh atlet namun kita yang dengan rutinitas harian kita bisa memicu gangguan kesehatan tersebut.
(Baca juga: Sarapan Bernutrisi dengan Sereal Susu, Solusi Tepat Ibu Millennial)
Hipoksia sendiri adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen, sehingga tubuh tak bisa maksimal menjalankan fungsinya.
Kondisi ini sangat berbahaya karena organ tubuh seperti otak, hati, dan organ lainnya bisa rusak dengan cepat karena tak cukup asupan oksigen.
Tak hanya pada dewasa, hipoksia bisa dialami oleh bayi prematur karena paru-parunya yang belum berkembang sempurna.
Selain itu, hipoksia bisa terjadi pada lingkungan dengan tingkat oksigen yang rendah seperti dalam penerbangan, tinggal di area pegunungan, berada dalam air dalam jangka waktu lama, dan lainnya.
Gejala yang muncul biasanya adalah napas pendek, berkeringat, kulit berubah warna, batuk-batuk, kelelahan, napas berbunyi mengi, detak jantung cepat, hingga halusinasi.
Untuk mencegahnya, kita bisa menghindari kondisi rendah oksigen atau secepatnya memberikan pasokan oksigen sebelum hipoksia muncul.
Bagi yang memiliki penyakit asma, hipoksia bisa dihindari dengan cara mengikuti terapi asma sesuai rekomendasi dokter.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR