NOVA.id - Disebutkan World Health Organization jika Indonesia memiliki tingkat bayi prematur di urutan kelima dunia.
Dari data Biro Pusat Statistik di tahun 2016, tingkat kematian bayi (AKB) mencapai di angka 25 setiap 1000 bayi yang lahir.
Inilah yang menjadi perhatian berbagai pihak karena angka kematian bayi merupakan salah satu indikator tingkat kesehatan sebuah negara.
(Baca juga: Pamer Foto Mesra Berdua, Citra Kirana dan Ali Syakieb Akhirnya Balikan?)
Di Indonesia sendiri, dari Survei Demografi Kesehatan tahun 2012 tercatat angka kematian neonatal atau bayi baru lahir yakni 19 per 1000 kelahiran hidup yang cenderung tidak ada perubahan sejak satu dekade sebelumnya.
Sedangkan pada tahun 2017 ada sekitar 10.294 kasus atau sekitar 22 kematian bayi per 1000 kelahiran.
Kematian neonatal ini penyebab utamanya adalah bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) yang termasuk di dalamnya prematuritas dan diikuti oleh asfiksia dan infeksi.
(Baca juga: Padahal Tak Makan Apa-apa Saat Tidur, Tapi Kok Tetap Bau Mulut? Ternyata Ini Penyebabnya)
Dari fenomena ini, sebuah penyedia alat pencitraan medis, GE Healthcare mengeluarkan inovasi baru yakni fasilitas premium inkubator dan inkubator hybrid.
Bukan hanya itu, GE Healthcare memperkenalkan fasilitas ini sekaligus untuk memperingati Hari Prematuritas Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 November.
Fasilitas premium GE Healthcare untuk inkubator dan inkubator hybrid seberta penghangat ini memiliki sejumlah fitur yang telah disempurnakan dari teknologi sebelumnya.
(Baca juga: Waduh, Istri Sunu Sempat Idolakan Umi Pipik Sampai Berangkat Umrah Bersama)
Fasilitas ini membantu meningkatkan proses perawatan bayi prematur agar organ tubuhnya bisa tumbuh normal dan sehat.
"Inovasi untuk menyediakan solusi mengurangi angka kematian bayi di Indonesia maupun seluruh dunia sangat penting dan kami terus bekerja sama dengan para customer untuk menghadapi tantangan ini," ungkap Nilesh Shah selaku General Manager of Clinical Care Solutions, GE Healthcare Africa, India, and Southeast Asia.
Kini inkubator premium dari GE Healthcare ini sudah tersedia di beberapa rumah sakit umum daerah di berbagai provinsi di Indonesia, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bangka Belitung, Riau, Kalimantan Selatan,Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
(Baca juga: Benarkah Serangan Jantung Bisa Muncul Saat Bercinta?)
Dengan adanya inkubator premium ini diharapkan mampu mengurangi tingkat kelahiran bayi prematur yang sangat riskan dengan angka kematian di Indonesia yakni dengan target 12 per 1000 di tahun 2030 mendatang.
Dr. dr. Rinawati Rohsiswanto SpA (K) selaku Staf Departemen Ilmu kesehatan Anak, RS Dr. Cipto Mangunkusumo mengatakan, jika merawat bayi prematur membutuhkan perawatan yang maksimal.
Kondisi tersebut disebabkan karena bayi prematur dikategorikan cukup rumit dan berisiko tinggi.
Dengan begitu dibutuhkan peralatan dengan teknologi canggih dan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan luas.
"Bayi prematur lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Perawatan bayi prematur dikategorikan cukup rumit,” jelasnya.
Terbilang cukup rumit, karena tingginya risiko yang dapat terjadi di awal kehldupan bayi tersebut.
(Baca juga: Belum Lama Bercerai dengan Tsania Marwa, Atalarik Posting Foto Berdua dengan Vonny Cornelia, Tulisannya Seperti Ini)
“Dalam merawat bayi prematur, sangat penting untuk memiliki pengetahuan yang Iuas, kesabaran serta keterampilan dari orang yang menanganinya,” tambahnya.
Tak hanya itu, perawatan bayi premature membutuhkan sarana yang lengkap.
“Perawatan bayi prematur terkadang membutuhkan sarana yang lengkap dan teknologi yang canggih dalam perawatan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) hingga bayi memenuhi kriteria yang ditentukan medis" jelas dr. Rinawati. (*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR