NOVA.id – Umumnya, setiap perempuan secara alamiah akan memproduksi ASI.
Sementara itu, memang ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi produksi ASI.
Agar produksi ASI lancar, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.
1. Cari Info tentang ASI sebanyak-banyaknya
Pada saat hamil, cari informasi sebanyak mungkin tentang segala keunggulan ASI untuk menimbulkan motivasi menyusui.
Info tentang ASI bisa didapat lewat diskusi dengan ahli kebidanan, membaca buku atau majalah, atau mendatangi klinik-klinik laktasi.
Dengan begitu, kita siap memberikan ASI yang lancar pada bayi.
(Baca juga: Darah Haid Tak Sebanyak Biasanya? Bisa Jadi Disebabkan oleh 5 Hal Ini)
2. Belajar Posisi Menyusui Bayi ASI
Pelajari di klinik laktasi, di internet banyak bertebaran cara menyusui yang tepat.
Posisi ibu dan bayi yang benar penting sekali untuk keberhasilan menyusui.
Kesalahan dalam posisi ini bisa menyebabkan puting lecet, peradangan pada payudara, atau bayi hanya mengisap udara karena cairan ASI tidak keluar.
(Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya)
3. Hindari memberi Makanan dan Minuman selain ASI
Tidak memberi makanan atau minum apa pun selain ASI pada bayi yang baru lahir, kecuali ada indikasi medis.
Jangan khawatir, bayi tidak akan sakit meski ASI belum diberikan pada hari-hari pertama kehidupannya.
Dalam keadaan normal, cadangan tenaga dan air yang dibawa sejak lahir, cukup untuk pertahanan dirinya di hari-hari pertama selama proses menyusui belum mantap.
Pemberian cairan lain justru akan membuat bayi malas menyusui.
Semakin bayi tak mau menyusu, maka produksi ASI akan menurun, sehingga kelak menjadi tidak lancar.
(Baca juga: Paspampres Ganteng Itu Ajak Pacar Hadiri Kondangan, Ini yang Terjadi)
4. Pilih Rumah Sakit Pro-ASI
Untuk keberhasilan ASI eksklusif, saat persalinan, pilihlah rumah sakit yang melaksanakan kebijakan rawat gabung sehingga ibu dan anak bersama terus selama 24 jam.
Di samping mempererat ikatan ibu dan anak sejak awal, hal ini juga membuat ibu dapat memberi ASI secara on demand (saat dibutuhkan).
Keberhasilan memberikan ASI di awal akan menentukan lancarnya ASI di kemudian hari.
(Baca juga: Hati-Hati, Kurang Tidur Bikin Nafsu Makan Naik!)
5. Siapkan Mental Agar ASI lancar
Naluri keibuan akan timbul pada saat kita melihat buah hati kita.
Rasa bahagia ingin menyentuh dan menyayangi akan membuat hormon oksitosin bekerja memproduksi ASI dan payudara siap mengeluarkan ASI yang banyak dan lancar.
(Baca juga: Wow, Ini Dia Deretan Para Istri Pemilik Stasiun TV Swasta di Indonesia, Nomor 5 yang Paling Fresh)
6. Minta Dukungan Suami
Dukungan suami sangat menentukan sebab pemberian ASI eksklusif dan lancarnya ASI.
Bahkan 50 persennya ditentukan pula oleh suami.
Perlu diingat bahwa proses menyusui atau memberi makan bayi bukanlah urusan kita semata.
Suami pun harus membantu sehingga istri tak gelisah dan pikirannya tenang.
Jika gelisah, maka ASI tak bisa keluar.
Dari sebuah survei yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI), pada 1995 terhadap ibu-ibu se Jabotabek, diperoleh data bahwa alasan pertama berhenti memberikan ASI adalah "takut ditinggal suami" karena payudara menjadi jelek.
Ingatlah bahwa yang mengubah bentuk payudara adalah kehamilan, bukan menyusui.
(Baca juga: Mengejutkan, Hewan Ini Akan Tetap Ada di Bumi sampai Hari Kiamat)
7. Cari Suasana yang Tenang
Kalau merasa relaks dan nyaman, ASI akan lancar keluar.
Itu sebabnya, dalam memberikan ASI harus di ruangan yang tenang, tak banyak mengobrol, dan tidak memegang telepon genggam atau menonton televisi.
Agar lebih relaks, kita boleh sambil mendengarkan musik yang menenangkan.
(Baca juga: Tak Lagi Takut Rambut Rontok Bila Pakai Bahan Alami Ini)
8. Hindari Stress
Bagi yang sedang menyusui dianjurkan untuk tidak stres.
Stres dan depresi memengaruhi produksi ASI, sehingga hormon oksitosin tak dapat mengeluarkan ASI secara optimal.
Produksi ASI pun menjadi tidak lancar. (*)
(Artikel ini pernah tayang di laman Nakita dengan judul Moms, Ini Dia 8 Faktor Pendukung Menyusui Jadi Lancar !)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR