NOVA.id - Baru-baru ini beredar pesan singkat berantai yang beredar di dunia maya mengenai adanya keripik jamur yang diduga mengandung bahan narkotika di Bandung.
Isi pesan itu sebagai berikut:
kepda yang terhormat, Ka BNN, Irtama, Para Deputi, Para Irwil, Para Direktur, Para Karo, Kapuslitdatin dan Kabag Humas. Mohon ijin melaporkan bahwa Lab BNN telah menguji sampel keripik jamur yang dikirimkan Dit IV Narkoba Polri pada Hari Rabu sore dan selesai dianalisis Kamis siang, dengan hasil ; POSITIF MENGANDUNG PSILOSIN
( Gol 1 Narkotika).
Baca juga: 7 Artis yang Terjerat Kasus Narkoba di Tahun 2017, Nomor 5 Perempuan Sendiri
Hati2. ini keripik ternyata mengandung NARKOBA.. makanya home made .. sudah dicek oleh BNN.
# Paraaah.. segala cara dilakukan utk menghancurkan generasi muda , agar penjualan narkoba lancar terus terus terus tak pernah putus.
Kriipik Jamur ini banyak dijual di Bandung.
Sampaikan kepada anak2 / keponakan / siapapun , terOOO pesan berantai tersebut bukanlah hoax. ?
Menurut Kapolrestabes Kombes Pol Bandung Hendro Pandowo, isi pesan itu bukan hoaks.
Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya
“Kami sudah mendapatkan instruksi untuk mewaspadai beredar luasnya keripik jamur tersebut," ujar Hendro di Mapolrestabes Bandung, Rabu (6/12).
Dia mengatakan, sebagai tindak lanjut, pihaknya sudah menyita 47,5 kg dari sebuah toko online di Lembang, Bandung.
Sementara di Kota Bandung, ucap dia, belum ada temuan dan informasi adanya keripik jamur mengandung narkotika tersebut.
"Di Kota Bandung sendiri kami belum menemukan dan mendapatkan peredaran atau penjualan bebas keripik jamur itu," kata Hendro.
Baca juga: Wow, Perempuan Ini Lahirkan Bayi dengan Berat di Atas Normal, Popoknya untuk Usia 5 Bulan!
Meski begitu, pihaknya telah memerintahkan jajaran Satresnarkoba Polrestabes Bandung untuk berkoordinasi dengan BPOM Kota Bandung terkait tindak lanjut adanya isu tersebut, serta memerintahkan jajaran polsek untuk melakukan pengecekan di pasar tradisional dan modern.
"Selain itu, kami pun membuat selebaran pemberitahuan kepada masyarakat tentang snack yang berbahaya tersebut," ujar dia. (*)
Agie Permadi/Kompas.com
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR