NOVA.id - Ketika perempuan lain bisa menghabiskan waktunya untuk melakukan aktivitas kewanitaan, berbeda dengan Lee So Yeon yang merupakan seorang anggota angkatan bersenjata di Korea Utara.
Memang inilah yang terjadi di Korea Utara, bukan hanya dirinya namun ribuan perempuan lain juga ikut dalam profesi ini.
Lee So Yeon bergabung dengan Angkatan Bersenjata Korea Utara di awal dekade 90-an.
(Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya)
Alasan masuk ke dalam lingkungan militer, saat itu ia memiliki motivasi untuk mendapatkan makanan enak, semangat patriotik akan tanah air, dan juga meneruskan jejak keluarganya.
Para perempuan di negara ini melakukan hal tersebut karena negeri mereka dilanda kelaparan yang parah.
Di awal menjadi seorang prajurit, So Yeon mengaku sangat menikmati statusnya sebagai seorang prajurit di negara tersebut.
(Baca juga: Resep Menu Ayam Goreng Sambal Rica Ini Siap Manjakan Lidah Kita, Nyam!)
Jika rakyat biasa tak pernah menggunakan pengering rambut, So Yeon pun mendapatkan fasilitas ini meski tak bisa digunakan setiap hari karena padamnya listrik yang terlalu sering.
Namun keberuntungan berkata lain, memasuki bulan keenam dari masa dinasnya So Yeon mengalami hal yang tak diinginkan.
Sebagai seorang perempuan yang seharusnya mengalami siklus mentruasi, So Yeon pun tak mengalaminya.
Siklus menstruasi tak lagi terjadi pada dirinya karena lingkungan yang sangat keras serta kurangnya makanan yang diberikan.
"Namun, kami sangat bersyukur karena jika kami haid, situasinya akan lebih buruk," kata So Yeon dalam wawancaranya dengan BBC Selasa (21/11).
Ia menuturkan jika terdapat dua kendala besar yang dialaminya saat bertugas.
Di antaranya, para tentara perempuan tidak mendapatkan fasilitas yang layak.
Mereka tidur di atas matras yang terbuat dari karung beras.
(Baca juga: Tak Cukup Satu, Tiga Film Hollywood yang Dibintangi Cinta Laura Tayang di 2018 Nanti!)
Dengan begitu saat berkeringat cukup banyak sehabis latihan, keringat pun tak akan terserap.
"Itu sangat tidak nyaman," kata So Yeon yang merupakan putri dari profesor di universitas di Korut tersebut.
Lalu untuk mandi mereka pun tidak bisa karena tidak memiliki air yang memadai.
(Baca juga: Tanpa Berolahraga, Berat Badan Kita Bisa Turun dengan 3 Cara Ini, Mudah Loh!)
Perempuan berusia 41 tahun tersebut bercerita, suatu ketika Korut memasang selang yang terhubung dengan sebuah mata air di pegunungan.
Saat selang tersebut dikucurkan ke kamar mandi perempuan, sangat terkejut saat air yang keluar penuh dengan kodok dan ular.
Penderitaan pun tak terhenti sampai disitu, banyak lagi penderitaan lain yang dialami para prajurit perempuan ini.
(Baca juga: Yuk, Hilangkan Penuaan Dini Dengan Perawatan Sederhana Ini)
Yakni pemerkosaan oleh komandan mereka yang hampir dilakukan setiap malam.
"Kejadian itu berlangsung terus-menerus," ungkap So Yeon yang bersyukur tidak mengalami kejadian tersebut ketika berdinas dalam kurun waktu 1992-2001.
Tak tahan dengan perlakukan seperti itu, di usia 28 tahun SoYeon pun pensiun dan mencoba hidup menjadi rakyat sipil.
(Baca juga: Sarapan Spesial dengan Mi Goreng Babat yang Mantap Ini, Yuk!)
So Yeon pertama kali mencoba melarikan diri di tahun 2008.
Sayang aksinya tersebut diketahui yang akhirnya membuatnya dipenjara.
Tidak putus asa, So Yeon kembali melakukan percobaan melarikan diri lagi tak lama setelah ia dibebaskan.
Mantan sersan ini mencoba menyebrangi Sungai Tumen di China dengan berenang.
(Baca juga: Suara Hujan Bikin Mengantuk? Ternyata Ini Alasannya)
Saat itu ia bertemu dengan seorang penyelundup yang membantunya menyebrang dari China ke Korea Selatan.
Dengan mengungkapkan kisahnya, seorang pakar Korea Utara, Jieun Baek mengatakan jika kesaksian So Yeun bisa membuat dunia semakin tahu apa saja yang ada di dalam negara tersebut, padahal mereka sangat tertutup.
"Keinginan untuk mengetahui Korut saat ini cukup tinggi," papar Baek.
(Baca juga: Oh Ternyata Begini Cara Menyambut Tahun Baru Berdasarkan Zodiak!)
Inilah yang membuat seorang pembelot kadang melebih-lebihkan cerita mereka kepada media agar mendapatkan bayaran tinggi.
Akhirnya pembangkang Korut kini dipandang sebagai sebuah ‘karir’.
(Baca juga: Waspada, Stroke Bisa Menyerang Siapa Saja! Inilah Cara Pencegahannya)
"Sangat penting untuk memperlakukan mereka dengan hati-hati," lanjut Baek.
Namun untuk kisah So Yeon, Baek, dan Juliette Morillot yang merupakan koleganya, memastikan selaras dengan pengakuan beberapa perempuan lainnya. (*)
(Ardi Priyatno Utomo/Kompas.com)
Penulis | : | Winggi |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR